Anak Muda Dalam Jeratan Judi Online

Ence Sopyan aktifis muda Ciamis.
Sumber :
  • Mindset

Tentu hal ini menjadi beban keluarga karena perlu mengobati setelah adanya kerugian besar yang dilakukan anaknya. 

Pembunuh Mahasiswa UI Tega Bunuh Adik Kelas Demi Lunasi Pinjaman Online, Ini 3 Bahaya Pinjol

Dalam hal sosial pun, pemain Judol mengalami perubahan signifikan. Anak muda yang diharapkan menjadi katalisator perubahan dam pergerakan terbantahkan oleh perilaku kehidupannya sehari-hari.

Mereka seakan-akan anti sosial, menghabiskan waktu terus menerus bersama gadgetnya, dan berinteraksi seperlunya. Mereka fokus dengan permainan Judolnya dengan harapan mendapatkan kemenangan dan keuntungan.

Video Popo dan Patung Viral, Berikut 8 Fakta dalam Kasus Pornografi Ini!

Padahal tanggung jawab sosial anak muda sangat diharapkan sekali ditengah-tengah masayarakat yang berada pada persimpangan jalan pada aspek ekonomi, pendidikan, agama, dan lain-lain.

Terakhir, rusaknya moral spiritualis. Fenomena Judol membuktikan bahwa anak muda jauh dari nilai-nilai agama.

Poco X5 Pro 5G Sudah Tersedia di Indonesia, Dibanderol Mulai Rp3 Jutaan

Pondasi kehidupan yang bernilai agamis tentunya bisa mencegah kepada hal-hal yang mendekatkan pada perbuatan dosa.

Miris rasanya jika anak muda saat ini menjadi penyumbang yang lumayan besar dalam aktifitas Judol.

Sebagai generasi penerus bangsa dan penerus agama, anak muda perlu sering diisi oleh aktifitas tentang keagaamaan untuk mencegah efek domino yang mungkin lebih mengkhawatirkan pada masa yang akan datang. 

Referensi: 

  • Journal of Educational Social Studies, “Dampak Fenomena Judi Online Terhadap Merendahnya Nilai-Nilai Sosial”
  • Generasi Z & Revolusi Industri 4.0.
  • Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perjudian, UIN Syarif Hidayatullah
  • KUHP, Hukum Online 
  • Journal UAJY, Tinjauan Judi Online Secara Hukum