Kisah Isra Mi’raj versi Sunda dalam Terjemah Burdah K.H. Ahmad Fadlil Ciamis
- Istimewa
Mindset –Kasidah Burdah merupakan pujian terhadap Nabi Muhammad saw yang dikemas dalam bentuk puisi klasik. Bentuk tersebut menjadikan Kasidah Burdah sebagai salah satu puisi paling terkenal dalam sastra Islam.
Popularitas Kasidah Burdah bukan hanya terjadi di kalangan kritikus sastra saja tetapi juga di kalangan publik luas. Di Indonesia saja Kasidah Burdah sangat lazim dilantunkan dalam momen memperingati Maulid Nabi.
Popularitas Kasidah Burdah juga membuatnya menjadi satu di antara sekian banyak karya sastra Islam yang paling banyak diterjemahkan. Terjemahan Kasidah Burdah yang merupakan karya legendaris Imam Bushiri bisa ditemukan bukan hanya dalam Bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia, melainkan juga dalam bahasa-bahasa daerah, misalnya Bahasa Sunda.
Salah satu terjemahan Kasidah Burdah dalam bahasa Sunda adalah karya K.H. Ahmad Fadlil pendiri pesantren Cidewa, Ciamis. Kini pesantren tersebut dikenal dengan sebutan pesantren Darussalam Ciamis.
Terjemahan Sunda Kasidah Burdah karya K.H. Ahmad Fadlil ditulis dalam aksara pegon dengan menggunakan bahasa Sunda. Terjemahan ini sangat populer dilantunkan di seantero Ciamis sebagai pupujian. Pupujian biasanya dilantunkan di masjid menjelang berjemaah salat.
Lalu bagaimana gambaran terjemahan Sunda Kasidah Burdah karya K. H. Ahmad Fadlil, khususnya bagian yang mengisahkan Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw?