Menakar Potensi Biodiesel Sawit di Indonesia sebagai Alternatif Penurunan Emisi Global
- Dokpri
Untuk mencapai target NDC tersebut, pengurangan emisi GRK dari sektor energi dan transportasi tahun 2020 ditargetkan sebesar 0.038 Giga Ton CO2 eq.
Dengan mandatori biodiesel B30 tahun 2020 mampu mengurangi emisi sekitar 59 persen dari target sektor energi dan transportasi. Implikasinya, biodiesel sawit telah membantu Indonesia untuk mencapai target NDC.
Kritik Pengembangan Biodiesel di Indonesia
Kendati data di atas, biodiesel bukan hanya dapat menggantikan bahan bakar fosil, melainkan juga memberikan manfaat ekonomi signifikan, terutama bagi petani sawit lokal.
Kenaikan permintaan biodiesel diproyeksikan akan mendorong harga tandan buah segar (TBS) sawit, meningkatkan kesejahteraan petani.
Mengingat, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang dibudidayakan di seluruh dunia. Menurut total proyeksi produksi CPO global, jumlahnya mencapai 77.215.000 metrik ton pada periode 2022/2023 ini.
Berdasarkan data publikasi Badan Pusat Statistik terbarunya yang berjudul Statistik Indonesia 2023 melaporkan, data dari Kementerian Pertanian (Direktorat Jenderal Perkebunan) bahwa jumlah produksi karet di Indonesia mencapai 45,5 juta ton. Jumlah ini membuat Indonesia keluar sebagai negara pemroduksi kelapa sawit terbesar di dunia.