Pantrangan Ronggeng di Pasirnagara Desa Salakaria

Makam Ronggeng
Sumber :
  • Tim Penggiat Sejarah Sukadana

Setelah menyaksikan peristiwa tersebut masyarakat di Pasirnagara langsung meyakini bahwa ini adalah akibat dari ngarempak larangan yang sebelumnya sudah disampaikan oleh Kyai Basir. Hal ini membuat masyarakat menjadi takut jika mengadakan pertunjukkan ronggeng.Karena pada masa itu kesenian Ronggeng merupakan salah satu kesenian yang sedang populer di masyarakat, cerita mengenai peristiwa tragis tersebut kemudian tersebar dengan cepat hingga ke luar Pasirnagara dan Salakaria.

Buka Seminar Perubahan Nama Daerah, Bupati Herdiat Sebut Galuh Memiliki Arti Filosofis & Historis

Terdapat keterangan lain penyebab meninggalnya rombongan ronggeng tersebut. Menurut Kaswa (10/12/2017) selaku mantan kuncen Makam Ronggeng dan menurut sebagian masyarakat percaya bahwa penyebab meninggalnya rombongan ronggeng adalah karena keracunan jamur. Beliau menerangkan, sebelum peristiwa itu terjadi, rombongan ronggeng memasak jamur dan dijadikan pengiring makan saat sebelum tampil. Ada kemungkinan, jamur yang mereka makan adalah jenis jamur beracun.

Dari peristiwa meninggalnya seluruh rombongan ronggeng inilah, pantangan atau larangan menampilkan kesenian ronggeng di daerah Pasir Nagara menjadi sebuah larangan adat yang betul-betul mengikat di masyarakat, bahkan hingga sekarang larangan ini masih berlaku.

Sejarah Pasir Heunceut, Tidak Tercatat dalam Peta Belanda

Masyarakat Pasir Nagara meyakini, jika larangan ini dilanggar maka akan berakibat yang punya hajat atau yang menyelenggarakan acara dan lingkungan di sekitarnya. Menurut kuncen, diantara akibatnya adalah usaha akan bangkrut dan rumah tangganya tidak akan harmonis.

*) Penulis: Iwang R Aditya, Tim Penggiat Sejarah Sukadana

Seni Ronggeng dan Asal Usul Persebarannya di Kecamatan Sukadana

*) Muatan artikel ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis