Bedah Buku Kritik Sastra di Perpustakaan Ciamis, Meriah dan Penuh Canda
- Istimewa
Tidak mengherankan jika jejak pesantren pun tampak dalam beberapa esai dalam Perempuan dalam Bibliografi Pembaca, termasuk esai yang menyinggung sastra pesantren.
Fahmy Farid Maulana menyodorkan istilah khusus ketika membahas esai-esai tersebut, yaitu suluk puitika.
Suluk adalah istilah yang berasal dari dunia tasawuf atau mistisisme Islam. Sedangkan puitika adalah istilah dari dunia kritik sastra, poetics, berasal dari naskah Aristoteles yang merupakan salah satu naskah babon kritik sastra.
“Saya pernah menerjemahkan naskah tersebut dan juga naskah puitika karangan Adonis, sastrawan sekaligus kritikus Arab favorit saya,” kata Cep Subhan KM.
Kedua terjemahan tersebut diterbitkan oleh penerbit Basabasi dengan judul Puitika dan Pengantar Puitika Arab.
Cep Subhan KM juga menyatakan bahwa dia tidak hanya menulis kritik sastra terhadap karya-karya perempuan.
Hanya saja dia memang sedang dalam proses membukukan esai-esainya secara tematik. Buku pertama terbit dengan tema Chairil Anwar berjudul Tiga Menguak Chairil: Media, Perempuan, & Puitika Kiri (2024).
Kemudian antologi Perempuan dalam Bibliografi Pembaca (2025) terbit sebagai buku kedua dengan tema perempuan.