R.A. Danadibrata, Putra Ciamis Penyusun Kamus Bahasa Sunda Terlengkap

R.A. Danadibrata
Sumber :
  • Kamus Basa Sunda

MindsetBahasa Sunda adalah bahasa daerah dengan penutur kedua terbanyak di Indonesia. Hanya sekitar dua belas persen etnis Sunda yang tidak menggunakan bahasa Sunda. Tidak mengherankan jika bahasa Sunda juga sudah memiliki beberapa kamus yang bisa diandalkan untuk siapa pun ingin mempelajari bahasa ini. 

Muhammadiyah Awards dan Launching Media, Langkah Inovatif PDM Ciamis di Milad Ke-112

Namun, tahukah kawan-kawan bahwa penulis kamus Bahasa Sunda terlengkap adalah seorang putra Ciamis?

Kamus bahasa Sunda tertua yang tercatat adalah Nederduitsch-Maleisch en Soendasch Woordenboek (Kamus Bahasa Belanda-Melayu dan Sunda) yang terbit tahun 1841. Setelah itu menyusul kamus susunan Jonathan Rigg (1862, 9.308 lema), Sierk Coolsma (1884), R. Satjadibrata (1948, 18.000 lema), Panitia Kamus Lembaga Basa jeung Sastra Sunda (1975, 19.000 lema), F.S. Eringa (1984, 22.500 lema), dan R. Rabindranat Hardjadibrata (2003, 22.500 lema). 

Roadshow Kesehatan Tina Wiryawati, Jemput Bola untuk Warga Tanpa BPJS di Dapil Jabar XIII

Baru pada tahun 2006 terbit Kamus Basa Sunda yang memuat lema lebih banyak dibandingkan semua kamus tersebut, 40.000 kata. Kamus berukuran besar dengan ketebalan 752 halaman itu disusun oleh R.A. Danadibrata

R.A. Danadibrata atau Raden Alla Danadibrata lahir di Ciamis pada 23 April 1905. Pada tahun 1926 dia pindah ke Bandung dan bekerja di HBPTT (Kantor Pos). Dua puluh tahun kemudian dia kembali ke Ciamis karena didorong oleh kecamuk revolusi. 

Remaja Masjid di Ciamis Didorong Jadi Penggerak Kegiatan Keagamaan, Sekda Ungkapkan Harapan Besar

Sempat bekerja di kantor Kabupaten Ciamis dari tahun 1947-1949, tahun 1950 R.A. Danadibrata kembali ke Bandung bertugas sebagai camat. Tahun 1956, dia menjadi wedana Kabupaten Garut selama dua tahun lalu kembali ke kantor Kabupaten Bandung. Tahun 1963 dia pensiun sebagai wedana.  

Meski baru terbit pada tahun 2006, penyusunan kamus itu sendiri sebenarnya sudah selesai sejak pertengahan tahun 1973 dengan masa penyusunan lebih dari 40 tahun. Hanya saja proses penerbitannya memang berliku-liku, baik terkait dengan biaya penerbitan maupun proses penyuntingan. Hal tersebut menyebabkan R.A. Danadibrata tidak sempat menyaksikan karyanya diterbitkan pada saat dia meninggal di Bandung pada 13 Oktober 1987. 

Halaman Selanjutnya
img_title