Tradisi Misalin, Menyambut Ramadan dengan Membersihkan Diri
- Youtube/Dodenk Zoe
Mindset – Selain upacara adat Ngikis di Situs Karangkamulyan, ada beberapa tradisi lokal Ciamis lainnya yang biasa diselenggarakan menyambut bulan Ramadan.
Salah satu tradisi itu adalah tradisi Misalin. Tradisi ini biasa diselenggarakan oleh warga Bojongsalawe di situs Salawe Gara Tengah di Cimaragas, Ciamis.
Situs tersebut merupakan Situs Cagar Budaya Prabu Cipta Permana yang bergelar Maharaja Cipta Sang Hyang Maharaja Cipta Permana Prabu di Galuh Salawe. Sang Prabu yang memerintah dari tahun 1595-1618 merupakan raja Galuh pertama yang memeluk agama Islam.
Dalam bahasa Sunda, kata salin memiliki makna berganti baju. Oleh karena itu tradisi misalin memang memiliki makna filosofis bahwa warga Tatar Galuh melakukan salin diri, mengganti perilaku buruk menjadi perilaku baik. Karena alasan yang sama pula maka dalam prosesi Misalin ada momen simbolik memakai baju putih sebagai lambang kesucian dan kejujuran.
Meski tradisi Misalin dilakukan menjelang bulan Ramadan, tetapi pesan moral tersebut dimaksudkan untuk terus dijalankan oleh seluruh warga Tatar Galuh. Artinya, warga Tatar Galuh harus selalu menjunjung tinggi kejujuran dalam segala aspek kehidupan.
Selain itu, prosesi yang dilakukan di tengah alam yang masih asri di tepi sungai Citanduy juga membawa pesan lain. Lingkungan hidup tersebut juga merupakan warisan fisik yang harus selalu dijaga dan dilestarikan, sebagaimana juga warisan berbagai tradisi kesenian lokal yang dipentaskan sebagai bagian dari prosesi tradisi Misalin.