Mengapa Kitab Kuno Fathul Izar "Topik Mitos Seks" Masih Dipertahankan di Pesantren? Ini Penjelasanya
- YouTube/Guru Gembul
Menurut Guru Gembul, hal ini berkaitan dengan tradisi dan kebiasaan yang sudah mengakar dalam pendidikan Islam di Indonesia.
Banyak orang masih menganggap kitab ini sebagai bagian dari pendidikan adab dan budaya yang harus dihormati.
Namun, Guru Gembul menilai bahwa sakralisasi terhadap kitab seperti ini menghambat kemajuan.
“Ketika kita mensakralkan sesuatu yang sebenarnya hanya merupakan produk budaya, kita menutup pintu untuk diskusi dan kritik,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa di dalam tradisi Islam sendiri, tidak semua kitab harus disakralkan dan bisa dijadikan obyek diskusi akademis.
Tantangan Pendidikan Islam Modern
Pentingnya kritik dan dinamika dalam pendidikan Islam juga menjadi sorotan Guru Gembul. Ia menyebut contoh bagaimana peradaban Barat berhasil berkembang karena mereka dinamis dan berani mengkritik tokoh-tokoh besar di masa lalu. Hal ini berbeda dengan beberapa kalangan Muslim yang cenderung mempertahankan status quo dan enggan melakukan revisi terhadap tradisi yang sudah ada.