Pancasila Bisa Diringkas menjadi Trisila dan Ekasila, Ini Penjelasannya
- Istimewa
Mindset –Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni. Penetapan tersebut dilakukan tahun 2016 dengan merujuk pidato Bung Karno, Lahirnya Pancasila.
Pidato Bung Karno disampaikan dalam Sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 di Jakarta. Bertolak dari poin-poin yang Bung Karno tawarkan kemudian dirumuskan Pancasila seperti yang kita kenal sekarang.
Nah, apakah Pancasila yang kita kenal sekarang persis sama dengan poin-poin yang Bung Karno tawarkan?
Tentu tidak, Sobat Mindset, karena Pancasila yang sekarang merupakan hasil rumusan dalam sidang. Akan tetapi semangatnya senada dengan yang Bung Karno tawarkan.
Oleh sebab itulah Bung Karno biasa disebut sebagai penggali Pancasila dan tanggal beliau berpidato tersebut diperingati sebagai hari besar nasional, yaitu Hari Lahir Pancasila.
Pancasila, Trisila, Ekasila dalam Pidato Bung Karno
Dalam pidatonya, Bung Karno merumuskan lima prinsip yang bisa digunakan untuk menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Secara berurutan kelima sila tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme, atau Perikemanusiaan
3. Mufakat, atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan
Bung Karno kemudian menawarkan nama untuk lima prinsip itu sebagai Pancasila, artinya Lima Asas atau Lima Dasar.
Nah, Bung Karno juga kemudian menawarkan bahwa lima prinsip itu bisa diperas menjadi 3 prinsip atau Trisila. Trisila tersebut adalah
1. Sosio-nasionalisme. Ringkasan dari 2 dasar yang pertama.
2. Sosio-demokrasi. Ringkasan dari 2 dasar yang kedua
3. Ketuhanan
Masih lebih lanjut lagi Bung Karno mengatakan bahwa Trisila itu bisa diperas menjadi satu prinsip atau Ekasila. Lalu apa Ekasila dalam pandangan Bung Karno?
Ekasila tersebut adalah Gotong-royong. Bagi Bung Karno, negara Indonesia harus merupakan negara bersama, negara gotong-royong.
Demikian informasi Pancasila dalam pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 yang kini kita peringati sebagai Hari Lahir Pancasila.