Seismograf Alat Pengukur Gempa, Ini Cara Kerjanya

Seismograf, alat pencatat gempa bumi.
Sumber :
  • ThinkStock

Mindset – Beberapa daerah di Indonesia saat ini sering terjadi guncangan gempa bumi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun Twitter @infoBMKG secara rutin mengumumkan secara cepat terkait lokasi kejadian gempa yang terjadi di Indonesia.

4 Syarat Doa Dikabulkan, Ternyata Salah Satunya Mengonsumsi Makanan Halal

Dalam pengumumannya, BMKG selalu menyebutkan skala guncangan gempa bumi dalam ukuran magnitudo. Seperti guncangan gempa yang terjadi baru-baru ini yang melanda wilayah Lampung dengan skala 5,2 M pada 17 Desember 2022.

Tingkat guncangan tersebut diketahui melalui alat bernama Seismograf. Perangkat tersebut merupakan kombinasi antara seismometer dengan alat pencatat waktu, ditambah alat perekam.

Samsung Bakal Korbankan Fitur Utama Ini, demi Harga Murah pada Galaxy Z Fold 6

Seismograf sudah menjadi alat ukur gempa sejak lama. Prototipe dari seismometer sebenarnya telah dikenal dari 132 SM. Prototipe tersebut pertama kali muncul di Tiongkok, diperkenalkan oleh ilmuwan saat itu, Chang Heng.

Chang Heng merupakan seorang Matematikawan dari Dinasti Han. Dia mencetuskan alat pengukur gempa sederhana. Bentuk prototipe alat pengukur gempa ini berupa bejana perunggu dengan ukuran lumayan besar. Diameternya pun tidak lebih dari dua meter.

Prakiraan Cuaca Ciamis Hari Ini, Selasa 13 Februari: Berawan di Dini Hari Hingga Hujan di Waktu Ini!

Pada alat tersebut ada patung naga yang akan menjatuhkan bola tatkala terjadi gempa. Melalui alat sederhana tersebut, orang Tiongkok pada zaman tersebut dapat menentukan dari mana arah gempa bumi.

Memasuki zaman modern, tepatnya di abad pertengahan ke-18. Alat ukur guncangan gempa mulai menggunakan alat seismoskop. Alat ini terdiri dari kontainer sederhana, di dalamnya diisi air atau air raksa. Air tersebut nantinya akan naik dan turun apabila terjadi gempa.

Inovasi alat ukur gempa terus berkembang. Sampai pada tahun 1920-an, ilmuwan Amerika bernama Harry Wood dan John Anderson mengenalkan alat ukur guncangan gempa bernama Seismograf. Menurut beberapa sumber alat ini memiliki sensitivitas lebih tinggi ketimbang pengukur gempa sebelumnya.

Cara Kerja Mengukur Gempa melalui Alat Seismograf

Seismograf memiliki sensitivitas yang tinggi.Karena pada dasarnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip layaknya pensil yang diserut.

Dengan susunan tersebut, seismograf akan mencatat gerakan bumi. Melalui data ini, kekuatan serta arah gempa dapat diketahui akurat.

Gelombang seismik saat gempa terjadi digambarkan sebagai gelombang pada alat seismogram. Selanjutnya, seismolog akan mengukur garis-garis tersebut dan menghitung besaran gempa yang terjadi.

Menurut beberapa ahli Seismograf pun belum bisa disebut sempurna seperti saat ini. Awalnya, alat ini hanya mendeteksi gerakan horizontal saja, Bahkan, sebelum era digital saat ini, alat tersebut hanya dapat merekam data gempa pada film fotografi. Ukurannya pun hanya mencapai 16mm.

Dengan terus berkembangnya teknologi, alat seismograf pun dapat merekam gerakan-gerakan dalam bentuk vertikal maupun lateral. Perekamannya pun menggunakan sistem komputer ditambah konverter analog ke digital yang selalu terhubung dengan jaringan internet.

Maksud dari Skala Richter dalam Ukuran Gempa

Seismograf bekerja dengan merespon guncangan pada bumi. Selanjutnya, menggambarkan datanya dalam bentuk seismogram. Data tersebut memiliki fungsi dalam mendeteksi lokasi serta karakterisasi gempa bumi. Sekaligus mempelajari struktur internal bumi itu sendiri.

Setelah hasil seismogram, alat pengukur gempa menggunakan skala Richter dalam menerjemahkan besaran guncangan. Skala ini menggunakan prinsi algoritma didalammnya. Dengan prinsip tersebut setiap langkah pada skala menunjukan kekuatan 10 kali lebih hebat dari pada alat pengukur gempa yang ditemukan terdahulu.

Misalnya, guncangan gempa dengan kekuatan 5 skala Richter memiliki arti bahwa getaran itu memiliki kekuatan 10 kali dari gempa ukuran 4 skala richter. Juga 100 kali lebih kuat dari gempa dengan kekuatan 3 skala richter.