Menakar Potensi Biodiesel Sawit di Indonesia sebagai Alternatif Penurunan Emisi Global

Ade Maulana Yusuf, Peserta Advance Training Badko HMI Jawa Barat.
Sumber :
  • Dokpri

Kritik Pengembangan Biodiesel di Indonesia

Kendati data di atas, biodiesel bukan hanya dapat menggantikan bahan bakar fosil, melainkan juga memberikan manfaat ekonomi signifikan, terutama bagi petani sawit lokal.

Kenaikan permintaan biodiesel diproyeksikan akan mendorong harga tandan buah segar (TBS) sawit, meningkatkan kesejahteraan petani.

Mengingat, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang dibudidayakan di seluruh dunia. Menurut total proyeksi produksi CPO global, jumlahnya mencapai 77.215.000 metrik ton pada periode 2022/2023 ini.

Berdasarkan data publikasi Badan Pusat Statistik terbarunya yang berjudul Statistik Indonesia 2023 melaporkan, data dari Kementerian Pertanian (Direktorat Jenderal Perkebunan) bahwa jumlah produksi karet di Indonesia mencapai 45,5 juta ton. Jumlah ini membuat Indonesia keluar sebagai negara pemroduksi kelapa sawit terbesar di dunia.

Namun di sisi lain, pada faktanya pengembangan biodiesel sawit kontradiktif dengan upaya penurunan emisi di Indonesia.

Sebut saja ketika kurang lebih pertumbuhan kendaraan hingga 6 persen per tahun, maka produksi biodiesel meningkat hingga 50 persen dalam kurun waktu tiga tahun ke belakang.

Peningkatan produksi ini akan berdampak terhadap pembukaan lahan bagi tanaman yang menjadi bahan dasar biodiesel.