Menakar Potensi Biodiesel Sawit di Indonesia sebagai Alternatif Penurunan Emisi Global

Ade Maulana Yusuf, Peserta Advance Training Badko HMI Jawa Barat.
Sumber :
  • Dokpri

Kemudian, pemerintah menargetkan peningkatan bauran Energi Baru dan Terbarukan atau EBT menjadi 23 persen pada 2025 dari 11 persen saat ini.

Bersama dengan sektor Forest and Land Use, energi menjadi sektor prioritas pemerintah dalam upaya penurunan emisi GRK.

Pemerintah mencatat kontribusi sektor energi terhadap emisi GRK mencapai 36 persen, begitupun mengacu data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), biodiesel menyumbang 4,1 persen dari total 11,7 persen bauran EBT nasional.

Jika diruntut sebelumnya, pengurangan emisi GRK meningkat dari hanya sekitar 592.3 ribu ton CO2 eq tahun 2010 meningkat menjadi 22.3 juta ton CO2 eq tahun 2020 atau peningkatannya sebesar 400 kali lipat selama periode tahun tersebut.

Penghematan emisi GRK dari mandatori biodiesel tersebut berkontribusi penting bagi pencapaian Paris Agreement.

Dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) bahwa pada tahun 2030, target penurunan emisi GRK Indonesia mencapai 29 persen dengan inisiatif sendiri dan 41 persen dengan dukungan kerjasama internasional.

Untuk mencapai target NDC tersebut, pengurangan emisi GRK dari sektor energi dan transportasi tahun 2020 ditargetkan sebesar 0.038 Giga Ton CO2 eq.

Dengan mandatori biodiesel B30 tahun 2020 mampu mengurangi emisi sekitar 59 persen dari target sektor energi dan transportasi. Implikasinya, biodiesel sawit telah membantu Indonesia untuk mencapai target NDC.