Asal-Usul Babi disebut Khinzir, Ternyata Gara-Gara Mata
- Pixabay / PublicDomainImages
Mindset –Ade Armando mengutip interpretasi kontroversial dalam video yang ditayangkan Cokro TV pada 4 Mei 2023.
Dalam tayangan tersebut, Ade Armando yang kini merupakan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pasang badan membela TikToker yang dipolisikan terkait babi kriuk, yaitu Lina Mukherjee.
Salah satu poin dalam interpretasi yang Ade Armando kutip adalah bahwa istilah yang digunakan dalam Al-Quran untuk menyebut babi adalah khinzir.
Sementara menurut tafsir tersebut khinzir hanya merujuk pada hewan liar. Mungkin yang dimaksud oleh interpretasi tersebut adalah babi liar atau babi hutan.
Dengan demikian, masih menurut interpretasi tersebut, babi ternak tidak termasuk bagian dari apa yang diharamkan oleh Al-Quran, karena babi ternak tidak termasuk khinzir.
Ade Armando tidak menyebutkan dari mana dia mendapatkan interpretasi tersebut. Lalu benarkah khinzir tidak mencakup babi ternak?
Asal-Usul Sebutan Khinzir
Istilah khinzir untuk babi digunakan dalam Al-Quran dan juga hadis, bentuk pluralnya khanazir. Salah satu penjelasan tentang nama tersebut dimuat dalam kitab legendaris karya Ad-Damiri, Hayatul Hayawan al-Kubra.
Dalam kitab tersebut disebutkan bahwa mayoritas leksikografer mengatakan sebutan khinzir (babi) berasal dari kata khazara yang artinya mata sipit atau terpicing.
Adapun alasan mengapa babi disebut khinzir adalah karena babi jika menatap selalu tampak memicingkan mata.
Masih dalam kitab yang sama disebutkan adanya beberapa nama yang biasa digunakan oleh orang Arab untuk menjuluki khinzir, yaitu Abu Jahm, Abu Zar’ah, Abu ‘Atabah, Abu Duluf, Abu ‘Ilyah, dan Abu Qadim.
Dengan demikian, tidak ada hubungan antara penamaan babi sebagai khinzir dengan fakta bahwa dia merupakan babi liar. Penamaan tersebut berasal dari bentuk matanya, bukan dari cara bagaimana babi itu hidup.
Sementara itu, tidak ada perbedaan bentuk mata babi liar dengan babi ternak. Kita misalnya tidak bisa mengatakan bahwa babi liar menatap dengan mata menyipit atau memicing sementara babi ternak menatap dengan membelalakkan mata.
Selain itu, dalam kitab-kitab ajaran Islam yang menggunakan bahasa Arab, baik babi liar maupun babi ternak sama-sama disebut menggunakan istilah khinzir.
Perbedaanya hanya pada penjelas, yaitu babi liar disebut al-khinzir al-barri, sementara babi ternak disebut al-khinzir al-ahli.