Dr. Sulianti Saroso, Ibu Dokter Kaliber Internasional di Google Doodle 10 Mei 2023

Prof. Dr. Sulianti Saroso yang dijadikan Google Doodle hari ini.
Sumber :
  • Google

Mindset –Sudah melihat Google Doodle hari ini, 10 Mei 2023, Sobat Mindset? Hari ini tokoh yang ditampilkan merupakan salah satu tokoh kedokteran Indonesia. 

Mengapa Kurma Jadi Pilihan Saat Berbuka Puasa Ramadan? Ternyata Khasiatnya Luar Biasa

Google Doodle menampilkan sosok seorang ibu dokter yang sedang memeriksa seorang anak menggunakan stetoskop, mulutnya menyunggingkan senyum. 

Ibu dokter tersebut diapit oleh lima keping gambar, 3 keping di sebelah kiri dan 2 keping gambar di sebelah kanan. 

Revolusi Persalinan Caesar, Mengenal Metode Enhanced Recovery After Caesarean Surgery ‘ERACS’

Tiga keping dari gambar itu tampak menunjukkan penyakit dan gejalanya, sementara dua gambar yang mengapit ketiganya tampak menampilkan peran ibu dokter baik di laboratorium maupun di luar. 

Dokter perempuan tersebut adalah Julie Sulianti Saroso, biasa disebut sebagai Dr. Sulianti Saroso. Hari ini merupakan harlah Dr. Sulianti Saroso yang ke 106.

Mengenal James Baldwin, Penulis dan Aktivis Hak Sipil yang Diabadikan dalam Google Doodle

Dalam keterangan Google Doodle disebutkan jasa Dr. Sulianti Saroso sebagai figur yang dikenal luas sebagai salah satu ahli kesehatan paling penting pada zamannya yang mempromosikan kesehatan ibu dan keluarga. 

Lalu pada masa kapankah sebenarnya Dr. Sulianti Saroso aktif?

Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Photo :
  • Google

Dr. Sulianti Saroso adalah tokoh kedokteran Indonesia kelahiran Kabupaten Karangasem, Bali. Beliau lahir pada 10 Mei 1917 dan meninggal di Jakarta pada 29 April 1991. 

Riwayat pendidikannya berderet dengan gelar mentereng bukan hanya dari Sekolah Tinggi Kedokteran di Batavia tetapi juga dari Universitas London dan Tulane Medical School Amerika. 

Pada masa 1946-1949, masa perjuangan kemerdekaan, Dr. Sulianti Saroso ikut berjuang mengupayakan obat-obatan dan makanan untuk para gerilya di area Gresik, Demak, dan Yogyakarta. 

Gara-gara itu, selama 2 bulan beliau ditawan Belanda di Yogyakarta. Beliau juga aktif dalam Pemuda Putri Indonesia atau PPI dan kemudian membentuk laskar Wanita Pembantu Perjuangan (WAPP). 

Dr. Sulianti Saroso memiliki pengalaman karier yang sangat kaya. Beliau memulai karier di CBZ Jakarta bagian penyakit dalam, kemudian berpindah ke RS Bethesda Yogyakarta. 

Mulai tahun 1951, beliau berkarier di Kementerian Kesehatan tempat beliau kemudian menghabiskan sebagian besar karier selama hidupnya. 

Dr. Sulianti Saroso dikukuhkan sebagai Profesor di Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 1969. Sementara itu beliau juga mendapatkan berderet penghargaan untuk semua jasanya baik dari level nasional seperti Bintang Mahaputra Pratama sampai level internasional dari WHO Jenewa. 

Terakhir, beliau juga tercatat sebagai satu dari hanya 2 perempuan yang pernah menjadi Presiden WHO. Beliau menjabat pada tahun 1973. Salah 1 perempuan yang lain adalah Rajkumari Amrit Kaur dari India.