Comeback Setelah 5 Tahun, Poco F7 Pro Siap 'Ngeratain' HP 9 Jutaan?
- Unwire HK
Mindset – Setelah absen selama 5 tahun, Poco F7 Pro resmi comeback dan langsung mengusik segmen HP flagship 9 jutaan. Apakah ini flagship killer baru yang sesungguhnya?
Setelah hampir lima tahun "puasa" varian Pro, Poco akhirnya membangkitkan kembali lini F series Pro melalui Poco F7 Pro.
Yang menarik, ini bukan sekadar peluncuran produk dengan spesifikasi tinggi, melainkan bagian dari strategi baru Poco untuk naik kelas—secara harfiah dan harfiah.
Jika sebelumnya lini F series selalu bermain di segmen Rp4–6 jutaan dan mendominasi dengan spek overkill, kali ini Poco F7 Pro langsung menantang pasar HP kelas Rp8–9 jutaan.
Tapi apa cuma naik harga? Tidak juga. Ada repositioning yang sedang dimainkan Poco.
Poco F7 Pro: Spek Dewa, Tapi Strategi Lebih Dalam
Snapdragon 8 Gen 3, RAM LPDDR5X 12 GB, storage UFS 4.1 512 GB, layar 2K AMOLED 120 Hz, baterai 6.000 mAh, dan rating IP68—semua fitur ini membuat Poco F7 Pro terasa seperti flagship sejati.
Tapi yang lebih penting adalah bagaimana Poco menggunakannya bukan untuk menyerang dari bawah, tapi mengisi kekosongan di kelas atas.
Di pasar HP Rp9 jutaan, banyak brand masih "main aman": pakai chipset midrange premium, desain mewah tapi spek biasa.
Poco melihat ini sebagai celah. F7 Pro hadir sebagai disruptor, bukan hanya dengan performa, tapi value.
Desain Lebih Matang: Plastik Sudah Ditinggal
Dulu, HP Poco selalu dikenal sebagai "monster spek dalam balutan plastik".
Tapi tidak kali ini. F7 Pro pakai frame metal, kaca belakang, dan build quality yang matang, mendekati level flagship seperti Xiaomi 14T, bahkan bisa melampauinya di beberapa aspek.
Desainnya pun mulai menunjukkan jati diri baru: tetap berani dan berbeda, tapi lebih rapi dan premium.
Ini jadi sinyal bahwa Poco tak lagi sekadar "anak muda rebel", tapi mulai tumbuh jadi penantang serius di papan atas.
Gaming dan Multimedia: Bukan Cuma FPS, Tapi Stabilitas
Dengan Snapdragon 8 Gen 3, performa gaming-nya tentu gahar. PUBG Mobile dan Mobile Legends jalan mulus di 120 FPS, bahkan Genshin Impact bisa rata 60 FPS di setting medium.
Tapi di sinilah menariknya: Poco sadar bahwa performa mentah butuh sistem pendingin yang baik, dan mereka masih kompromi di sisi ini.
Hasilnya? Performanya tetap unggul dibanding HP midrange lain, tapi belum menyamai flagship sekelas Xiaomi 14.
Strategi Poco di sini cukup cerdas: mereka tahu batas, dan menyajikan keseimbangan performa-panas-harga yang sulit disaingi.
Kamera dan Layar: Layak Dibilang Flagship
Tampilan Poco F7 Pro.
- Strategi ID
Kamera utamanya 50MP punya karakter natural dan tajam, dengan low light yang solid.
Ultrawide-nya pun tidak sekadar pelengkap. Meski kamera depannya "mentok" di 1080p 60 FPS, kualitas rekamannya cukup stabil untuk keperluan konten harian.
Layar AMOLED 2K dengan puncak brightness 1800 nits, Dolby Vision, dan Gorilla Glass 7i menunjukkan bahwa Poco mulai serius urus pengalaman visual, bukan hanya ngejar angka benchmark.
Harga Jadi Kunci: Di Sini Nasib Poco Ditentukan
Jika Poco F7 Pro benar dijual dengan harga Rp8–9 juta seperti di Malaysia atau Singapura, ini akan jadi ujian identitas buat Poco. Masihkah layak disebut flagship killer?
Namun, bila Poco Indonesia bisa "main harga" di Rp6–7 juta—seperti tradisi mereka sebelumnya—ini bisa jadi HP paling ngeri di kelasnya.
F7 Pro akan kembali menegaskan posisi Poco sebagai pembuat disruptif yang nyata, bukan cuma gimmick.
Poco F7 Pro bukan sekadar versi "lebih kencang" dari F6 atau F5. Ia adalah representasi dari ambisi baru Poco: bukan hanya menjadi pembunuh flagship, tapi mengisi kekosongan di antara HP midrange dan flagship sejati.
Dengan kombinasi spesifikasi tinggi, desain matang, dan harga yang (semoga) tetap kompetitif, F7 Pro siap jadi momok baru di kelas Rp9 jutaan—selama Poco tetap jadi Poco yang kita kenal: berani, tajam, dan hemat. *AT
