Socrates dan Kebebasan Berbicara: Tinjauan atas Pengadilan dan Kehendak Rakyat Atensi

Ilustrasi Kematian Socrates (1787), lukisan Jacques-Louis David.
Sumber :
  • Wikipedia

Mindset – Kebebasan berbicara menjadi pondasi utama bagi sebuah masyarakat yang menghargai diskusi terbuka dan tukar pikiran. Namun, pandangan ini teruji ketika Socrates, seorang filsuf terkenal dari Athena, diadili atas ide-ide agamanya dan keterlibatannya dalam politik

Mengenal Veronica Tan, Dari Mantan Istri Ahok ke Calon Menteri Kabinet Prabowo

Tinjauan atas pengadilan ini memberikan wawasan mendalam tentang sejauh mana suatu ideal, yang dipegang teguh oleh warga Athena, dapat diabaikan ketika mereka merasa tidak aman.

Menurut orator Demosthenes, di Athena seseorang bebas memuji konstitusi Sparta, sedangkan di Sparta hanya konstitusi Sparta yang boleh dipuji.

Miranti Mayangsari Tepati Janji, Perbaikan Jalan Dusun Baros Ciamis Diwujudkan

Hal ini mencerminkan pentingnya ideal berbicara terbuka di Athena, yang terlihat terancam pada saat pengadilan Socrates.

Namun, apakah kasus Socrates adalah satu-satunya contoh di mana seorang warga Athena diadili karena gagasan berbahayanya?

Bukan Soal Politik, Miranti Mayangsari Gelontorkan Rp14,5 Juta untuk Dukung Atlet Voli Ciamis

Beberapa abad setelah kematian Socrates, beberapa penulis menduga bahwa banyak tokoh intelektual pada zamannya, termasuk Protagoras, Anaxagoras, Damon, Aspasia, dan Diagoras, diasingkan atau diadili.

Beberapa sarjana menyimpulkan bahwa kesetiaan Athena terhadap ideal kebebasan berbicara sangat terganggu pada dekade terakhir abad ke-5 SM.

Halaman Selanjutnya
img_title