Aplikasi Ilmu Mantik dalam Ilmu Kalam : Contoh dan Penjelasannya!

Ilustrasi Ilmu Mantik.
Sumber :
  • Unplash.com

Khazanah, Mindset – Aplikasi Ilmu Mantik dalam Ilmu Kalam sangat penting diketahui bagi para peneliti Islam atau seseorang yang sedang berfokus dalam studi Ilmu Kalam. Berikut contoh aplikasi Ilmu Mantik dalam Ilmu Kalam beserta penjelasannya akan diulas dalam artikel ini. Simak dengan seksama!

Mentok Sulit Dapat Solusi, Ust Adi Hidayat Sarankan Amalkan Amalan Ini!

Jika memperhatikan kitab-kitab klasik yang membicarakan tentang ilmu kalam, kita akan menemukan di dalamnya banyak menggunakan pendekatan Mantik islami.

Aplikasi Ilmu Mantik dalam Ilmu Kalam

Mengutip "Ilmu Mantik: Kaidah Berpikir Islami," Dr. Ali Sami al-Nasyar dalam karya tulisnya, Manahij al-Bahts 'inda Mufakkir al-Islamiy, telah membahas secara ilmiah tentang bagaimana mantik islami ini diterapkan dalam pembicaraan ilmu kalam: yakni, dengan dikembangkanriya teori Qiyas yang berbeda dengan teori Aristoteles — yang disebut Qiyas al-Ushuli.

Mengapa Dajjal Disebut Al-Masih? Ini Penjelasan Perspektif Islam

Qiyas Ushuli adalah melakukan analisa terhadap hal-hal yang abstrak dengan berpegang kepada hal-hal yang konkrit (qiyas 'ala al-syahadah) dalam menemukan kebenaran ilmiah.

Syekh Ibrahim Bajuri selain sebagai pensyarah Matan Sullam al-Munawwarok Imam al-Ahdari juga telah menulis ilmu kalam dalam bentuk "matan".

Cara Belajar Agama Islam yang Benar dengan Iman-Ilmu-Amal

Dimana ia menggunakan kaidah kaidah mantik dalam pemaparannya, antara lain dalam kitabnya Tijan al-Darari, Berikut kutipan beberapa bagian kecil dari kitab tersebut.', 

"Allah Ta'ala itu wajib "adanya". Dan, "tidak adanya" itu mustahil. Adapun bukti ada-Nya" adalah adanya semua yang tercipta (makhluqat). Dan wajib bagi Allah Ta'ala itu "qidam", artinya bahwa Allah Ta'ala itu adaNya tidak bermula. Dan Mustahil Allah Ta'la itu baru. Alasan bahwa Allah Ta'ala itu Qadim: jika Dia beru, niscaya membutuhkan yang membuat-Nya baru. Dan hal yang demikian itu mustahil bagiNya".

Penjelasan tersebut mengindikasikan penerapan prinsip-prinsip qadhiyah dan tanaqudh qadhiyah, beserta argumentasi yang dia gunakan untuk mengambil kesimpulan.

Penjelasan Aplikasi Ilmu Mantik dalam Ilmu Kalam, Studi "Tijan al-Darari"

Dalam paragraf awal, dengan pendekatan qiyas istiqra'i, kita mengambil analogi dari situasi yang serupa untuk memahami konsep tersebut.

Sementara itu, pada paragraf berikutnya, dengan menggunakan burhan nazhari atau istidlal qiyasi istiqrani syarthi, kita dapat menyimpulkan melalui pemikiran deduktif dan penalaran bahwa hal tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah mapan.

Pada bagian lain —ketika menjelaskan iman kepada Rasul Allah — Ibrahim Bajuri mengatakan: 

''Dan wajib bagi para utusan Allah 'alaihimussalam "benar"; dan musthail mereka itu "dusta". Alasannya, jika mereka berdusta, Firman Allah swt. itu mesti berisikan kedustaan. Padahal, hal yang demikian itu mustahil."

Pemaparan tersebut jelas merupakan pernyataan-pernyataan yang mantik, yang terdiri dari qadhiyah hamliyah dan qadhiyalt syathiyah. Demikianlah salah satu contoh penerapan mantik dalam kalam.

Sumber: Mantik: Kaidah Berpikir Islami