Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina ternyata Bukan Hadis, Ini Penjelasannya
- Pixabay / Alexas_Fotos
Mindset –Hadis tentang menuntut ilmu sampai ke negeri Cina merupakan hadis yang sangat populer dikutip orang.
Makna hadis tersebut juga selengkapnya bagus, yaitu tentang perintah menuntut ilmu karena hukum menuntut ilmu itu wajib.
Dalam hal ini jelas sangat rasional bahwa ada banyak manfaat ilmu sehingga menuntut ilmu pun menjadi sesuatu yang wajib.
Jika memiliki ilmu, maka kita juga memiliki peluang lebih besar untuk selamat dari berbagai keburukan.
Sebagai contoh, jika kita memiliki ilmu maka besar kemungkinan kita akan terhindar dari meyakini berita hoaks yang biasa disebarkan orang tertentu menjelang pilpres 2024.
Mungkin karena ada bagian rasional dari hadis tersebut maka hadis tersebut pun menjadi hadis yang sangat populer.
Akan tetapi benarkah hadis tersebut merupakan hadis? Jangan-jangan hanya kata mutiara atau ungkapan bijak.
Berikut Mindset sajikan ringkasan pembahasannya sebagaimana disampaikan oleh KH Ali Mustafa Yaqub dalam buku Hadis-Hadis Bermasalah.
Hadis Menuntut Ilmu Menurut Para Ulama
Satu hal yang mengganjal dari hadis tentang menuntut ilmu meski ke negeri Cina adalah alasan mengapa negeri Cina yang disebut.
Padahal ada sangat banyak negeri lain yang juga berjarak jauh dari Arab dan juga layak mendapatkan status sebagai tempat menuntut ilmu.
Bertolak dari pertanyaan tersebut, kemudian para ulama meneliti Rawi dan Sanad hadis tersebut untuk mengetahui kualitas sahih tidaknya hadis tersebut.
Sayangnya, ternyata para ulama menyimpulkan hadis tersebut sebagai hadis batil, hadis palsu, dan tidak memiliki dasar.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Imam Ibnu Hibban. Ungkapan yang sama juga dinyatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, pendiri Mazhab Hambali.
Adapun sebab hadis menuntut ilmu dianggap sebagai hadis palsu adalah karena salah satu rawinya adalah Abu Atikah Tarif bin Sulaiman.
Abu Atikah ini tidak memiliki kredibilitas sebagai seorang rawi. Selain itu, ada juga ulama yang mengatakan bahwa Abu Atikah dikenal sebagai pemalsu hadis.
Demikian ya, Sobat Mindset. Jadi jika suatu saat kita mengutip ungkapan tersebut, mari kita sebutkan bahwa ungkapan tersebut bukan hadis melainkan sekadar kata mutiara Islam saja.