6 Jenis Oli Mobil yang Sering Terlupakan, Nomor 4 Bisa Bikin Mobil Mogok!

Ilustrasi isi Oli Mobil.
Sumber :
  • Ist

Mindset – Banyak pemilik mobil hanya fokus pada oli mesin saat melakukan perawatan kendaraan mereka. Padahal, ada beberapa jenis oli lain yang juga memiliki peran penting dalam kinerja mobil.

Jangan Asal Beli! Ini 5 Ciri Mobil Bekas yang Bisa Bikin Kantong Jebol

Jika diabaikan, bukan hanya performa yang menurun, tetapi juga bisa menyebabkan kerusakan serius.

Berikut adalah enam jenis oli mobil yang sering terlupakan, dan yang keempat bahkan bisa membuat mobil mogok!

6 Jenis Oli Mobil 

1. Oli Mesin

Mobil Bekas Banyak PR? Waspadai 3 Tanda Ini Sebelum Membeli!

Oli mesin adalah jenis oli yang paling dikenal oleh pemilik kendaraan. Fungsinya untuk melumasi, membersihkan, dan mendinginkan komponen dalam mesin.

Umumnya, oli mesin harus diganti setiap 5.000 km hingga 10.000 km, tergantung pada kualitas oli yang digunakan.

Gaji Minimal Berapa untuk Beli Mobil? Simak Hitungan Cicilan dan Biaya Tak Terduga yang Wajib Diketahui!

Menggunakan oli berkualitas tinggi memang lebih mahal, tetapi bisa memberikan perlindungan yang lebih lama dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik.

2. Oli Transmisi

Banyak yang tidak menyadari bahwa oli transmisi bekerja lebih keras dibandingkan oli mesin.

Ada berbagai jenis oli transmisi, seperti ATF (Automatic Transmission Fluid) untuk transmisi otomatis dan CVT fluid untuk transmisi CVT.

Penggantian oli transmisi sebaiknya dilakukan setiap 20.000 km hingga 30.000 km untuk menjaga kinerja transmisi dan mencegah kerusakan akibat keausan komponen.

3. Minyak Rem

Minyak rem memiliki sifat higroskopis, yang berarti dapat menyerap uap air dari udara.

Ketika kandungan air dalam minyak rem meningkat, titik didihnya menurun, yang bisa menyebabkan rem kehilangan efektivitasnya atau bahkan mengalami brake failure.

Oleh karena itu, minyak rem harus diganti setidaknya setahun sekali agar performa pengereman tetap optimal dan aman.

4. Oli Gardan

Oli gardan sering diabaikan karena hanya digunakan pada mobil yang memiliki gardan, seperti mobil berpenggerak roda belakang (RWD) atau 4WD.

Oli gardan memiliki viskositas yang lebih tinggi dibandingkan oli mesin dan harus diganti setiap 70.000 km atau setelah melewati banjir.

Jika oli gardan terkontaminasi air, warnanya akan berubah menjadi seperti kopi susu dan tidak bisa lagi melindungi komponen gardan.

Jika dibiarkan, ini bisa menyebabkan mobil mogok akibat kerusakan pada sistem diferensial.

5. Oli Power Steering

Oli power steering berfungsi untuk melumasi dan membantu sistem hidrolik pada mobil yang masih menggunakan sistem power steering konvensional.

Jika dibiarkan terlalu lama tanpa diganti, oli ini bisa berubah warna menjadi hitam dan kehilangan efektivitasnya, yang bisa menyebabkan setir terasa lebih berat dan bahkan merusak komponen sistem power steering.

Sebaiknya, oli power steering diganti setahun sekali agar tetap bekerja optimal.

6. Oli Kompresor AC

Oli kompresor AC adalah jenis oli yang sering diabaikan, padahal sangat penting untuk menjaga performa sistem pendinginan mobil.

Oli ini harus mampu bekerja di suhu ekstrem dan tetap menjaga viskositasnya meskipun tercampur dengan freon.

Jika tidak diganti secara rutin setiap 20.000 km, performa AC bisa menurun, bahkan kompresor bisa mengalami kerusakan yang berujung pada biaya perbaikan yang mahal.

Menjaga kesehatan mobil bukan hanya soal mengganti oli mesin, tetapi juga memastikan oli lainnya dalam kondisi baik. Dari oli transmisi hingga oli kompresor AC, semua memiliki peran penting dalam menjaga performa dan keamanan berkendara. *AT