Mengapa Mobil Sedan Kian Ditinggalkan? 5 Alasan Ini Jadi Penyebab Utamanya!

Mobil sedan bekas Mercedes-Benz C200 W203 (Tahun 2001).
Sumber :

Mindset – Mobil sedan pernah menjadi primadona di Indonesia, terutama pada era 1990-an hingga awal 2000-an. Pada masa itu, mobil ini identik dengan kenyamanan, kemewahan, serta prestise bagi pemiliknya.

Mengapa Harga Jual Kembali Mobil Listrik Anjlok? Ini 5 Alasan Sebenarny

Namun, seiring berjalannya waktu, popularitas sedan mulai menurun.

Saat ini, mayoritas konsumen lebih memilih jenis kendaraan lain seperti MPV, SUV, dan hatchback.

Toyota Sienta, Mobil MPV Unik yang Gagal di Pasar? Ini 6 Alasan Harga Bekasnya Anjlok!

Mengapa fenomena ini terjadi? Berikut beberapa alasan utama yang menyebabkan mobil sedan semakin ditinggalkan oleh konsumen Indonesia.

5 Alasan Penyebab Mengapa Mobil Sedan Kian Ditinggalkan 

Mobil sedan BYD Seal, kendaraan listrik asal China.

Photo :
  • Ist

1. Perubahan Preferensi dan Budaya Berkendara di Indonesia

Mengapa Toyota dan Daihatsu Sering Meluncurkan Mobil Kembar? Ini Penjelasannya!

Salah satu faktor utama menurunnya popularitas sedan adalah perubahan preferensi masyarakat dalam memilih kendaraan.

Dahulu, sedan menjadi pilihan utama bagi mereka yang menginginkan kendaraan nyaman dan berkelas.

Namun, kini masyarakat cenderung memilih mobil yang lebih fleksibel dan multifungsi.

SUV dan MPV lebih diminati karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari perjalanan dalam kota hingga perjalanan jauh dengan muatan yang lebih banyak.

Selain itu, kondisi infrastruktur jalan di Indonesia yang tidak selalu mulus juga menjadi alasan utama.

Jalanan yang sering berlubang, polisi tidur yang tinggi, serta medan yang bervariasi membuat SUV dan MPV lebih sesuai dibandingkan sedan yang lebih rendah dan memiliki ground clearance terbatas.

2. Pajak yang Lebih Tinggi untuk Sedan

Tesla Ungkap Cybercab, Taksi Otonom Tanpa Setir dan Pedal

Photo :
  • Tesla

Regulasi perpajakan di Indonesia turut mempengaruhi daya saing mobil sedan.

Sebelumnya, mobil sedan dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang lebih tinggi dibandingkan jenis mobil lain seperti MPV dan SUV.

Hal ini membuat harga sedan menjadi lebih mahal dan kurang menarik bagi konsumen.

Sebagai contoh, mobil Honda Civic generasi terbaru dalam versi sedan dijual dengan harga lebih mahal dibandingkan versi hatchback-nya, meskipun spesifikasi dan fitur keduanya hampir sama.

Akibatnya, banyak konsumen yang lebih memilih versi hatchback untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau dan pajak yang lebih rendah.

Meskipun pemerintah telah merevisi kebijakan pajak kendaraan berbasis emisi pada tahun 2021, efek dari diskriminasi pajak sebelumnya masih terasa.

Banyak konsumen yang sudah terbiasa memilih SUV dan MPV sehingga sulit untuk kembali ke sedan.

3. Dominasi SUV dan MPV di Pasar Otomotif 

5 Perubahan Mencolok pada Honda City Hatchback Facelift.

Photo :
  • Honda

Perkembangan industri otomotif menunjukkan bahwa SUV dan MPV terus mendominasi pasar Indonesia.

Faktor utama yang membuat SUV dan MPV lebih diminati adalah kenyamanan, daya angkut yang lebih besar, serta kemampuan melibas berbagai medan jalan.

Mobil seperti Toyota Kijang, Mitsubishi Xpander, Honda CR-V, hingga Pajero Sport menjadi pilihan utama dibandingkan sedan yang lebih terbatas dalam fungsi.

Selain itu, perkembangan teknologi di segmen SUV dan MPV telah meningkatkan kenyamanan serta fitur keselamatan, yang membuat mobil-mobil ini tidak kalah dari sedan dalam hal kenyamanan berkendara.

4. Efek Kebiasaan dan Psikologis Konsumen

Sejak pergeseran tren mobil dari sedan ke SUV dan MPV terjadi, banyak konsumen yang sudah terbiasa menggunakan mobil dengan posisi duduk yang lebih tinggi dan ruang kabin yang lebih luas.

Beralih kembali ke sedan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Contohnya, seseorang yang telah terbiasa mengendarai SUV seperti Toyota Fortuner atau Mitsubishi Pajero Sport. Mungkin akan merasa kurang nyaman saat harus kembali ke sedan yang lebih rendah dan memiliki keterbatasan ruang.

5. Kebangkitan Sedan Berkat Mobil Listrik

Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5, dilengkapi fitur fast charging.

Photo :
  • Hyundai

Menariknya, meskipun tren sedan terus menurun, ada secercah harapan bagi segmen ini, terutama dengan kehadiran mobil listrik.

Salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan penjualan sedan belakangan ini adalah BYD Seal, sebuah mobil listrik yang berhasil mencatat penjualan signifikan sejak Januari hingga Agustus 2024.

Dalam periode tersebut, BYD Seal terjual sebanyak 3.240 unit, yang berarti hampir setengah dari total penjualan sedan di Indonesia.

Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan sedan saat ini lebih didorong oleh tren elektrifikasi kendaraan daripada kembalinya minat masyarakat terhadap sedan secara umum.

Mobil Listrik Tertingga SUV dan MPV

Meskipun regulasi pajak untuk sedan sudah lebih bersahabat, tren preferensi kendaraan masyarakat telah berubah.

SUV dan MPV tetap menjadi pilihan utama karena fleksibilitas dan kenyamanan yang ditawarkan, serta kebiasaan masyarakat yang sudah terbiasa dengan mobil jenis tersebut.

Satu-satunya harapan bagi pasar sedan di Indonesia tampaknya datang dari segmen mobil listrik, di mana sedan seperti BYD Seal mampu mencetak angka penjualan yang baik. Namun, secara umum, bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, sedan kini bukan lagi pilihan utama. *AT