Subaru vs Mitsubishi Jadi Rivalitas Sengit di Dunia Rally, Tapi Kenapa Subaru Tersingkir di Indo?

Subaru vs Mitsubishi.
Sumber :
  • Ist

Mindset – Dalam dunia balap rally, nama Subaru dan Mitsubishi selalu terdengar sebagai rival klasik. Keduanya memancarkan aura kuat dari prestasi cemerlang di ajang World Rally Championship (WRC), menjadikan mobil-mobil mereka simbol kecepatan dan ketangguhan. Namun, jika kita beralih ke pasar otomotif Indonesia, ada sesuatu yang menarik. 

Polytron Fox 500 Skutik Elektrik Besar dengan Harga Terjangkau, Saingi Yamaha XMAX & Honda Forza

Mitsubishi cukup populer dengan berbagai model, seperti Pajero Sport dan Xpander, sementara Subaru terkesan tenggelam.

Lalu, mengapa mobil dengan DNA rally yang begitu kuat ini tidak berhasil memenangkan hati konsumen Indonesia?

Mobil Subaru Terkenal Mahal Harganya

3 Mode Berkendara Smoot de Sultan: Pengalaman Berkendara Listrik yang Responsif dan Hemat Energi

Salah satu alasan utama kenapa Subaru sulit bersaing di Indonesia adalah harganya yang jauh lebih tinggi dibandingkan kompetitornya. 

Mobil Subaru umumnya menggunakan teknologi All-Wheel Drive (AWD) dan mesin turbo, yang terkena pajak tinggi di Indonesia. 

Motor Listrik Polytron Fox R, Diklaim Tahan Rendam Air Hingga 30 Menit: Seberapa Aman?

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2014, mobil dengan penggerak 4x4 seperti Subaru dikenakan pajak hingga 40%. 

Bandingkan dengan Honda CR-V yang hanya terkena pajak 20% karena menggunakan penggerak 2 roda. 

Kondisi ini membuat harga Subaru, terutama model seperti Subaru XV, jauh lebih mahal daripada kompetitornya.

Selain itu, hampir semua mobil Subaru yang masuk ke Indonesia berstatus Completely Built Up (CBU), alias diimpor utuh dari luar negeri. 

Ini berarti, selain pajak teknologi, ada tambahan beban pajak impor dan biaya distribusi yang semakin menambah harga jual.

Desain dan Selera Pasar Jadi Kelemahan Subaru di Indonesia

Jika berbicara soal desain, Subaru memang punya gaya yang khas. Namun, desain ini tidak selalu sesuai dengan selera kebanyakan orang Indonesia. 

Banyak yang berpendapat desain mobil-mobil Subaru seperti Outback dan Forester “kurang wow,” meskipun tidak bisa dikatakan buruk. 

Di sisi lain, pabrikan seperti Mazda yang sama-sama bermain di segmen mobil premium memiliki desain yang dianggap lebih elegan dan menarik di mata konsumen Indonesia.

Perbandingan langsung antara Subaru BRZ dan Toyota 86, misalnya, seringkali dimenangkan oleh Toyota dari segi popularitas. 

Meskipun kedua mobil ini hampir identik, branding Toyota yang lebih kuat di Indonesia memberikan keunggulan yang signifikan.

Perawatan Mobil Sumbaru Sulit: Minimnya Bengkel Resmi

Mesin boxer khas Subaru, yang sangat dihargai di dunia balap, justru menjadi penghalang di pasar Indonesia. 

Mesin ini membutuhkan perawatan khusus dan bengkel resmi yang paham teknologi Subaru. 

Sayangnya, jaringan bengkel dan dealer Subaru di Indonesia sangat terbatas. Hanya ada beberapa dealer resmi, sebagian besar terpusat di Jakarta dan beberapa kota besar lain. 

Kurangnya dukungan after-sales yang luas membuat calon pembeli ragu untuk memilih Subaru dibandingkan merek lain yang lebih mudah diakses seperti Honda atau Toyota.

Persaingan dengan Mitsubishi di Rally, Tidak di Pasar

Rivalitas Subaru dan Mitsubishi di ajang rally memang legendaris. Namun, ketika masuk ke pasar otomotif Indonesia, Mitsubishi berhasil lebih sukses dengan produk-produk yang lebih terjangkau dan beragam. 

Mitsubishi Xpander, misalnya, berhasil mendominasi segmen MPV, yang sangat diminati di Indonesia. 

Sebaliknya, Subaru tetap bertahan dengan model-model premium dan teknologi canggih yang justru kurang diminati di segmen pasar yang lebih luas.*RCH