Filosofi Hari Nyepi yang Dirayakan Umat Hindu di Bali

Pawai Ogoh-ogoh jelang Hari Nyepi di Bali.
Sumber :
  • VIVA

Selama 24 jam, masyarakat Bali diharapkan untuk mengendalikan diri dari kegiatan yang bersifat duniawi dan tidak memerlukan keperluan penting. Hal ini melatih masyarakat untuk dapat mengontrol emosi dan pikiran mereka, sehingga mereka dapat hidup dengan lebih tenang dan damai.

Tradisi Nyenuk di Karangasem, Ritual Langka yang Hanya Digelar Setiap 30 Tahun

Pengendalian diri juga mengajarkan tentang kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi situasi yang sulit.

Kesederhanaan

Hari Nyepi juga mengajarkan tentang kesederhanaan. Selama satu hari, masyarakat Bali hanya melakukan kegiatan yang penting saja, dan membatasi penggunaan listrik dan alat-alat elektronik. Hal ini merupakan penghormatan terhadap alam semesta dan juga mengajarkan tentang kesederhanaan dalam hidup.

Menyelami Makna Spiritual Tarian Sufi, Dr Fahruddin Faiz Ungkap Kisah Jalaluddin Rumi Temukan Tarian Ini!

Kesederhanaan mengajarkan manusia untuk tidak terlalu memperoleh keinginan materialis, dan untuk bersyukur dengan apa yang sudah dimilikinya.

Merenung

Selama Hari Nyepi, masyarakat Bali juga diminta untuk merenung dan memikirkan makna kehidupan. Hal ini dilakukan agar mereka dapat memperbaiki diri dan hidup dengan lebih baik lagi.

Halaman Selanjutnya
img_title
Tradisi Lompat Batu 'Hombo Batu' Nias, Dari Latihan Prajurit hingga Warisan Budaya yang Mendunia