Ngaji Pasaran, Tradisi Santri Sunda di Bulan Ramadan

Ilustrasi Santri
Sumber :
  • Unsplash @bysamsul

MindsetBulan Ramadan atau bulan puasa biasanya menjadi hari libur bagi santri. Santri yang menetap di pondok dan hanya pulang sesekali biasa pulang dan menghabiskan waktu lumayan lama di rumah pada Bulan Ramadan.

5 Hal tentang Jalaluddin al-Suyuthi, Ulama yang Dikutip dalam Sidang MK Pilpres 2024

Pada pertengahan Bulan Syawal baru para santri biasanya kembali ke pesantren. Tradisi seperti ini berlaku terutama di pesantren-pesantren klasik di Sunda yang menggunakan bahan ajar kitab kuning

Nah, di Sunda, Bulan Ramadan memang biasanya pengajian wajib diliburkan, tetapi bukan berarti tidak ada pengajian kitab kuning sama sekali. Tiap Bulan Ramadan ada pengajian khusus yang dalam istilah Sunda biasa disebut ngaji pasaran

Nuzulul Quran atau Lailatul Qadar Sama-sama Saat Turunnya Al-Quran?

Istilah ngaji pasaran diduga berasal dari istilah pasaran dalam bahasa Sunda yang artinya keranda. Filosofinya, keranda hanya digunakan sesekali pada saat dibutuhkan dan penggunaannya dilakukan dalam waktu singkat.

Oleh sebab itu, ngaji pasaran pun dilakukan dalam waktu singkat, biasanya khusus di bulan Ramadan. Pengajian satu atau beberapa kitab kuning dilakukan secara terus-menerus sehingga pada tanggal 20 Ramadan biasanya sudah tamat.

8 Pintu Surga dan 8 Golongan yang Berhak Masuk Menurut Kitab Nusantara

Di pesantren di Jawa, padanan ngaji pasaran adalah posonan, artinya pengajian di bulan puasa. Karena sistemnya yang kilat, istilah lain yang juga biasa digunakan adalah kilatan

Sistem kilat artinya guru sekadar memberi makna pada kata-kata berbahasa Arab di kitab gundul yang dikaji. Jika dalam pengajian sehari-hari selain memberi makna juga diberi penjelasan panjang lebar, maka dalam ngaji pasaran guru sekadar memberi makna. 

Halaman Selanjutnya
img_title