Ngaji Pasaran, Tradisi Santri Sunda di Bulan Ramadan
- Unsplash @bysamsul
Selain itu, durasi pengajian juga per harinya lebih lama dan fokus. Jika dalam pengajian sehari-hari biasanya kitab yang dikaji berbeda antara setelah Subuh, setelah Asar, dan setelah Isya, maka dalam ngaji pasaran kitabnya sama.
Durasi ngaji setelah Salat Tarawih juga bisa sampai tengah malam, disesuaikan dengan jadwal supaya kitab yang dikaji bisa tamat tepat waktu.
Kitab-kitab yang dipilih biasanya kitab penunjang, bukan kitab kanon. Umumnya kitab yang dipilih juga kitab tipis supaya bisa tamat sesuai jadwal.
Kadang dibedakan juga kitab yang dikaji per harinya, misal yang akan dikaji dalam ngaji pasaran adalah dua kitab, maka kitab yang 1 dikaji setiap habis Subuh sementara yang 1 lagi setiap habis salat Tarawih.
Adapun tema kitab yang dipilih biasanya menyesuaikan spesialisasi pesantren yang bersangkutan. Akan tetapi kebanyakan merupakan kitab tasawuf, tuntunan ibadah, atau akidah.
Sebagai contoh, Bidayatul Hidayah, kitab tasawuf karya Al-Ghazali, Qami’uth Thugyan, kitab akidah karya Syekh Nawawi, atau bahkan Badaiuz Zuhur, kitab qasas karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi.
Meski demikian, kadang juga ada pesantren yang menawarkan kitab babon dan tebal untuk dikaji dalam ngaji pasaran. Jika demikian biasanya nanti akhir ngaji pasaran bisa sampai tanggal 25, atau bisa juga selesai tanggal 20 tapi pengajian per harinya dilakukan lebih lama.