Pesta Seks di Tempat Umum, Salah Satu Dosa Besar Kaum Nabi Nuh

Ilustrasi Pesta Seks
Sumber :
  • freepik.com

Mindset –Nabi Nuh as diutus untuk berdakwah pada kaum yang merupakan keturunan campuran Qabil putra Adam dengan Nabi Syits putra Adam. Terjadinya perkawinan campuran tersebut sejak awal sudah melanggar larangan Allah Swt.

Wajib Tahu! Begini 4 Hierarki Ilmu dalam Islam, termasuk Ilmu Sihir

Mengapa demikian? Karena berdasarkan kabar dari mufasir Ibnu Abbas memerintahkan keturunan Nabi Syits untuk tidak melakukan perkawinan dengan keturunan Kabil. Sebagai catatan, Qabil adalah orang usiran yang membunuh saudaranya, Habil, sehingga dirinya tercatat sebagai pembunuh pertama di bumi.  

Keturunan Nabi Syits tinggal di gunung dan dikatakan bahwa kaum prianya tampan-tampan tetapi kaum wanitanya sebaliknya. Sementara kaum wanita keturunan Qabil cantik-cantik dan kaum prianya sebaliknya. Mereka tinggal di dataran rendah. 

Di Mana Lokasi Gunung Pertama di Bumi? Ini Kisahnya Menurut Legenda Islam

Asal mula mereka bertemu adalah trik Iblis. Pada suatu hari Iblis menjelma menjadi manusia dan melamar bekerja sebagai pembantu pada salah seorang penghuni dataran rendah. Dia kemudian memainkan alat musik tiup yang mengeluarkan bunyi indah yang belum pernah didengar oleh para penduduk di sana. 

Para penduduk dataran rendah yang suka mendengarkan bunyi tersebut kemudian sepakat untuk menyelenggarakan festival tahunan. Dalam festival tahunan itu kaum pria dan kaum wanita bercampur sehingga bisa saling melihat pesona masing-masing, kira-kira menjadi semacam ajang cari pasangan. 

Sebab Gempa Bumi Menurut Legenda Klasik Islam, Konon Gara-Gara Iblis

Ilustrasi Altar Tempat Ritual Purba

Photo :
  • freepik.com

Suatu saat, seorang pria penduduk gunung keturunan Nabi Syits melihat festival tersebut dan terpesona oleh kecantikan kaum wanita penghuni dataran rendah. Kembalilah dia ke kaumnya dan mengabarkan hal tersebut. 

Kaum pria dari gunung yang merasa penasaran kemudian berbondong-bondong turun gunung lantas menjalin relasi asmara dengan kaum wanita dataran rendah. Mereka akhirnya tinggal di sana dan beranak pinak. 

Dalam peradaban campuran tersebut kemudian berkembang juga kebiasaan menyembah berhala. Ada 5 berhala besar yang mereka sembah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an yaitu Wud, Siwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr.

Selain lima ketua berhala tersebut, ada 1.700 berhala minor yang juga mereka sembah. Bagi semua berhala tersebut disediakan pelayan-pelayan khusus.

Festival tahunan yang mereka selenggarakan kemudian beralih menjadi hari raya tahunan penyembahan berhala. dalam ritual hari raya tersebut mereka mempersembahkan kurban, memainkan berbagai alat musik, menabuh tambur, menari-nari, dan mabuk berjemaah.

Baca Juga 

Selain itu, karena peringatan hari raya tahunan tersebut merupakan evolusi dari festival ajang cari pasangan, maka aspek seks pun diakomodasi. 

Sebagaimana dikatakan dalam kitab Badaiuz Zuhur karya mufasir Imam Jalaluddin as-Suyuthi, dalam festival tersebut mereka melakukan pesta seks. Artinya, secara ramai-ramai mereka melakukan hubungan seks di tempat umum.

Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa melakukan pesta seks atau sex party/sex orgy ataupun melakukan hubungan seks di ruang publik atau public sex bukan hal baru. Dosa besar tersebut sudah dilakukan kaum Nabi Nuh as yang diperkirakan hidup pada tahun 4000 Sebelum Masehi.