Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad saw. di Bulan Rajab dalam Tafsir Sufi
- freepik.com
Mindset –Sufisme Islam atau Tasawuf biasa memiliki tafsir tersendiri tentang berbagai poin dalam ajaran Islam. Kadang kala perbedaan tafsir dari sudut pandang sufi dengan sudut pandang Fikih atau Ushuluddin memicu perdebatan.
Demikian juga terkait Isra Mi’raj Nabi yang diyakini berlangsung pada Bulan Rajab. Dari sudut pandang sufisme, ada tafsir-tafsir khas tentang momen yang merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad saw. tersebut.
Isra Mikraj dalam pandangan Islam merupakan dua perjalanan ajaib pada 1 malam. Perjalanan pertama atau Isra adalah perjalanan kilat dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dengan menunggang Buraq atau Burak.
Baca Juga Gambaran Buraq, Hewan Tunggangan Nabi dalam Kisah Isra Mi'raj
Perjalanan kedua atau Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad saw dari bumi naik melintasi 7 lapis langit. Perjalanan tersebut kemudian berakhir di Sidratul Muntaha. Di sana Nabi Muhammad saw. menghadap Allah Swt. dan mendapatkan perintah untuk menjalankan salat lima waktu.
Dalam pandangan sufi, perjalanan Isra dan Mikraj tersebut selain memiliki makna yang tampak atau dhahir, juga memiliki makna tersirat atau batin. Makna yang tampak adalah perjalanan Isra Miraj sebagaimana diyakini pada umumnya.
Sementara itu, pemaknaan batin menempatkan Isra Mi’raj sebagai sebuah tamsil perjalanan rohani. Perjalanan rohani yang dimaksud adalah perjalanan manusia untuk menghadap Tuhan.