Salah Kaprah Zakat Fitrah: Beras, Uang, atau Sembako, Mana yang Lebih Tepat? Ini Kata Ust Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat sampaikan ceramah tentang zakat fitrah.
Sumber :
  • Youtube/Adi Hidayat Official

Mindset – Masih bingung soal zakat fitrah? Apakah harus dalam bentuk beras, boleh dalam uang, atau bahkan sembako? Simak penjelasan lengkap Ustad Adi Hidayat dan pandangan ulama dalam artikel ini!

Buya Yahya Ungkap Keutamaan Memberi Makan Orang Berbuka: Amalan Sederhana, Pahala Luar Biasa

Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Namun, masih banyak perdebatan terkait bentuk yang paling tepat untuk menunaikan zakat fitrah: apakah harus berupa makanan pokok seperti beras, boleh dalam bentuk uang, atau bahkan dalam bentuk sembako yang lebih bervariasi?

Ustadz Adi Hidayat: Rahasia Istigfar di Waktu Sahur, Kunci Rezeki Lancar dan Hidup Tenang

Ustad Adi Hidayat dalam kajiannya menjelaskan secara rinci bagaimana hukum dan filosofi zakat fitrah dalam Islam.

Tujuan Utama Zakat Fitrah: Penyucian dan Kesejahteraan Sosial

Dua tujuan utama zakat fitrah yang dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah) adalah:

  • Thoharotan lil shoim – Penyucian diri bagi orang yang berpuasa dari perkataan dan perbuatan yang kurang baik selama Ramadan.
  • Ith’am lil masakin – Menyediakan makanan bagi mereka yang membutuhkan agar dapat ikut merayakan Idul Fitri dengan layak.
Menjaga Lisan di Bulan Ramadan, Mengapa Kata-Kata Bisa Menghancurkan Pahala Puasa? Ini Penjelasan Ust Adi Hidayat

Dengan dua tujuan ini, maka bentuk zakat fitrah yang paling ideal adalah yang dapat langsung dikonsumsi oleh penerima untuk merayakan Idul Fitri.

Beras atau Uang? Ini Pandangan Mayoritas Ulama

Mayoritas ulama dari mazhab Maliki, Syafi’i, dan Hambali sepakat bahwa zakat fitrah harus diberikan dalam bentuk makanan pokok, yang di Indonesia umumnya adalah beras.

Hal ini didasarkan pada hadis Ibnu Umar RA yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah berupa satu sha’ (kurang lebih 2,5–3 kg) makanan pokok.

Namun, mazhab Hanafi membolehkan zakat fitrah diberikan dalam bentuk uang setara dengan nilai makanan pokok.

Pendapat ini juga didukung oleh beberapa ulama kontemporer dengan alasan lebih praktis dan sesuai dengan kebutuhan penerima zakat.

Bagaimana dengan Sembako?

Konsep sembako sebenarnya bisa menjadi solusi di tengah perdebatan ini.

Jika beras adalah zakat fitrah yang wajib, maka sembako tambahan seperti minyak, gula, dan lauk pauk bisa disertakan dalam bentuk infak atau sedekah.

Hal ini akan lebih membantu penerima agar bisa menikmati hari raya dengan makanan yang lebih layak.

Mana yang Lebih Tepat?

Berdasarkan kajian Ustad Adi Hidayat dan pandangan ulama:

  1. Beras tetap menjadi pilihan utama sebagai bentuk zakat fitrah sesuai dengan mayoritas ulama.
  2. Uang hanya diperbolehkan dalam kondisi tertentu dan lebih sesuai untuk sedekah atau infak.
  3. Sembako bisa menjadi tambahan yang diberikan bersama beras, tetapi bukan sebagai pengganti zakat fitrah itu sendiri.

Sebagai Muslim, memahami esensi zakat fitrah lebih penting daripada sekadar mengikuti kebiasaan. Yang terpenting adalah memastikan bahwa zakat benar-benar sampai kepada yang membutuhkan dan memberikan manfaat sesuai dengan tuntunan syariat.