Ribuan Guru Honorer Sukabumi Menggelar Aksi Damai, Ini yang Diaspirasikan

Massa aksi guru honorer menyampaikan aspirasinya
Sumber :
  • Dani Buldani

Sukabumi-Mindset –Sejumlah ribuan guru honorer yang tergabung dalam FPHI (Front Pembela Honorer Indonesia) menggelar aksi menuntut perbanyak kuota PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Berdasarkan surat edaran MENPAN RB bernomor B/3540/M.SM.01.00/2023 yang bertanggal 21 Desember 2023 bahwa hari ini merupakan hari terakhir pengusulan data kebutuhan ASN tahun 2024, Rabu (31/1/2024). 

Viral Guru Agama di Grobogan Diduga Ajak Mesum Siswa SMP, Ternyata Bermula dari Ini..

Massa aksi tersebut kompak memakai baju berwarna hitam. Menurut salah satu peserta aksi hal itu menandakan tanda berkabungnya terhadap keadilan yang dialami guru honorer.

Massa bergerak dari posisi awal, yaitu masjid Raya Raudhatul Irfan Cibolang, Cisaat, kemudian dilanjutkan bergerak dengan berkonvoi kendaraan secara tertib menuju PT Patriot Intan Abadi.

Cara Mudah Cek Pengumuman Kelulusan PPG Piloting Tahap 2 2024, Ikuti Langkah-Langkah Berikut!

Setelah berkumpul massa aksi kemudian bergerak menuju gedung BKPSDM yang beralamat Jalan Raya Kadupugur, kecamatan Cijalingan, Kabupaten Sukabumi.

Arif sedang memberikan orasi

Photo :
  • Dani Buldani
Malu Besar! PNS Mojokerto dan Honorer Kepergok Tanpa Busana di Rumah Pribadi, Suami Tak Kuasa...

Koordinator lapangan oleh Arif Saipullah dengan menunggangi mobil komando ia menyampaikan aspirasi massa. Pertama, peningkatan kesejahteraan guru melalui pengangkatan menjadi ASN. Salah satunya dengan memperbanyak kuota kebutuhan yang diusulkan oleh Pemerintah Daerah.

Kedua, peningkatan kesejahteraan terutama di bidang kesehatan, yaitu pembenahan pelayanan BPJS yang saat ini terkesan dipersulit.

Arif pun menyampaikan keprihatinannya atas kondisi guru honorer yang belum menikmati kesejahteraan.

"Masih ada guru honorer yang telah mengabdi bertahun-tahun dan mendekati usia pensiun, namun belum juga menikmati kesejahteraan," kata dia.

"Sampai saat ini, masih banyak guru yang digaji dibawah upah minimum regional seperti dibawah Rp 300.000,-  ditambah jaminan kesehatan yang berbelit," ungkap Arif.

Aksi berjalan damai dan tertib meskipun ada insiden dorong pagar dan bakar ban. Massa aksi membubarkan diri setelah mengucapkan do’a dan shalawat. (dn/bl)