Politik Dinasti dan MK: Tantangan Berat Bagi Elektabilitas Gibran Rakabuming

Gibran Rakabuming Raka, Cawapres pada Pilpres 2024.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Mindset – Pendaftaran tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden oleh tiga poros koalisi telah membuka babak baru dalam pertarungan politik menuju Pilpres 2024. Salah satu sorotan utama adalah penunjukan Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Roadshow Kesehatan Tina Wiryawati, Jemput Bola untuk Warga Tanpa BPJS di Dapil Jabar XIII

Melansir rilis temuan nasional Indikator (12 November 2023), Gibran meski jadi potensi aset elektoral, namun politik dinasti dan sorotan Mahkamah Konstitusi (MK) memunculkan tantangan berat bagi elektabilitas Gibran.

Gibran sebagai Aset Elektoral 

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming.

Photo :
  • VIVA
Indonesia-Peru Sepakat Selesaikan CEPA dalam 6 Bulan, Apa Dampaknya bagi Ekonomi?

Banyak kalangan percaya bahwa Gibran memiliki potensi menjadi aset elektoral. 

Kepercayaan ini didasarkan pada kemampuannya untuk mendongkrak suara Prabowo di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang sebelumnya menjadi basis kuat Jokowi.

Prabowo Subianto Dianugerahi 'Grand Cross of the Order of the Sun of Peru' dari Presiden Peru

Strategi ini diharapkan dapat meraih perhatian basis pendukung Jokowi dan memutar arah dukungan ke arah Prabowo.

Gibran juga dianggap sebagai representasi anak muda, mampu menarik pemilih Generasi Z dan Milenial.

Dengan persentase populasi Generasi Z mencapai 27,94% dan Milenial sebanyak 25,87%, partai koalisi Prabowo yakin bahwa kehadiran Gibran dapat menjadi magnet bagi pemilih muda.

Selain itu, di tingkat elite, diharapkan penetapan Gibran sebagai cawapres akan mendapatkan dukungan penuh dari Presiden Jokowi, yang tingkat kepuasannya masih tinggi menurut survei.

Dinasti dan Narasi MK: Beban Elektoral Gibran 

Pilpres 2024: Indo Barometer Ramalkan Kemenangan Prabowo-Gibran.

Photo :
  • Instagram/@dpc_gerindra_surabaya

Namun, di tengah euforia potensi keuntungan elektoral, muncul pendapat bahwa Gibran bisa menjadi beban bagi Prabowo.

Isu politik dinasti, yang semakin berkembang di tengah masyarakat, dapat merugikan citra Prabowo-Gibran.

Narasi Mahkamah Konstitusi yang diberi julukan "Mahkamah Keluarga" juga turut meramaikan perdebatan.

Koalisi masyarakat sipil aktif menyoroti isu ini baik di media massa maupun di media sosial.

Pelibatan Gibran dalam politik dinasti menjadi sorotan, terutama setelah putusan Majelis Kehormatan MK yang menyatakan pelanggaran etik oleh Ketua MK Anwar Usman.

Isu-isu tersebut menjadi potensi beban elektoral yang bisa mempengaruhi pandangan pemilih terhadap pasangan Prabowo-Gibran.

Respons Pemilih dan Konstelasi Elektoral 

Apa Isi Nasihat Gibran Setelah Jadi Cawapres Prabowo yang Viral?

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Bagaimana pemilih akan merespon pro-kontra terkait Gibran sebagai cawapres Prabowo? Bagaimana efeknya terhadap konstelasi elektoral pasca-pendaftaran di KPU? Survei tatap muka nasional Indikator Politik, yang dilakukan setelah pendaftaran resmi, akan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Pendapat publik terhadap isu politik dinasti dan Mahkamah Konstitusi akan menjadi penentu penting dalam mengukur elektabilitas Gibran.

Sejauh mana pemilih dapat melihatnya sebagai pemimpin potensial yang independen dan mampu membawa perubahan menjadi kunci sukses pasangan Prabowo-Gibran dalam menarik dukungan di tengah kompleksitas politik Indonesia.

Dalam menghadapi tantangan ini, pasangan Prabowo-Gibran perlu merancang strategi komunikasi yang efektif untuk menjelaskan dan membela posisi mereka. Seiring berjalannya waktu, perubahan dinamika politik dan respons pemilih akan membentuk peta elektabilitas dan menentukan arah perjalanan menuju Pilpres 2024. *ar/at

 

*Sumber: Rilis Indikator 12 November 2023