Kampung Angklung Ciamis, Tetap Bertahan Pasca-Pandemi

Kampung Angklung Panyingkiran Ciamis
Sumber :
  • Youtube/Dinas Pariwisata Ciamis

MindsetAngklung adalah salah satu alat musik khas Sunda terbuat dari bambu. Asal-usulnya sangat terkait dengan topografi sunda yang mendorong kultur agraris dengan padi sebagai makanan pokok. 

Muhammadiyah Awards dan Launching Media, Langkah Inovatif PDM Ciamis di Milad Ke-112

Pada zaman dulu, angklung biasa digunakan sebagai bagian dari ritual penanaman padi untuk merayu Nyai Sari Pohaci supaya memberkati padi yang ditanam sehingga tumbuh subur.

Jika di Bandung ada Saung Angklung Udjo, maka di Ciamis ada Kampung Angklung. Berlokasi di kampung Nempel, Desa Panyingkiran, tempat ini merupakan pusat produksi angklung yang sudah diresmikan oleh Pemkab Ciamis sejak tahun 2016. Meskipun demikian, pendirinya, Kang Mumu, sudah merintis produksi angklung di sana sejak tahun 1992.

Roadshow Kesehatan Tina Wiryawati, Jemput Bola untuk Warga Tanpa BPJS di Dapil Jabar XIII

Kampung angklung memproduksi angklung sampai ratusan buah setiap hari. Tentu saja produksinya bervariasi tergantung situasi ekonomi global. Pada masa pandemi misalnya produksi turun dari 800 mencapai 100 buah per hari.

Kini, pascapandemi, jumlah pesanan kembali meningkat seiring dengan meningkatnya kembali pariwisata kabupaten Ciamis. 

Remaja Masjid di Ciamis Didorong Jadi Penggerak Kegiatan Keagamaan, Sekda Ungkapkan Harapan Besar

Produksi angklung di Ciamis bisa berjalan lancar juga karena ketersediaan bahan baku. Tanaman bambu tersedia melimpah di berbagai tempat di Ciamis.

Kampung angklung sering didatangi bukan hanya oleh pengunjung yang tertarik pada angklung, tetapi juga pengunjung yang tertarik melihat proses produksinya. Para pelajar dari sekolah-sekolah biasa datang untuk melihat-lihat proses tersebut ataupun juga sekadar belajar memainkan angklung.