Aplikasi Ilmu Mantik dalam Ilmu Kalam : Contoh dan Penjelasannya!
- Unplash.com
"Allah Ta'ala itu wajib "adanya". Dan, "tidak adanya" itu mustahil. Adapun bukti ada-Nya" adalah adanya semua yang tercipta (makhluqat). Dan wajib bagi Allah Ta'ala itu "qidam", artinya bahwa Allah Ta'ala itu adaNya tidak bermula. Dan Mustahil Allah Ta'la itu baru. Alasan bahwa Allah Ta'ala itu Qadim: jika Dia beru, niscaya membutuhkan yang membuat-Nya baru. Dan hal yang demikian itu mustahil bagiNya".
Penjelasan tersebut mengindikasikan penerapan prinsip-prinsip qadhiyah dan tanaqudh qadhiyah, beserta argumentasi yang dia gunakan untuk mengambil kesimpulan.
Penjelasan Aplikasi Ilmu Mantik dalam Ilmu Kalam, Studi "Tijan al-Darari"
Dalam paragraf awal, dengan pendekatan qiyas istiqra'i, kita mengambil analogi dari situasi yang serupa untuk memahami konsep tersebut.
Sementara itu, pada paragraf berikutnya, dengan menggunakan burhan nazhari atau istidlal qiyasi istiqrani syarthi, kita dapat menyimpulkan melalui pemikiran deduktif dan penalaran bahwa hal tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah mapan.
Pada bagian lain —ketika menjelaskan iman kepada Rasul Allah — Ibrahim Bajuri mengatakan:
''Dan wajib bagi para utusan Allah 'alaihimussalam "benar"; dan musthail mereka itu "dusta". Alasannya, jika mereka berdusta, Firman Allah swt. itu mesti berisikan kedustaan. Padahal, hal yang demikian itu mustahil."