Cara Belajar Agama Islam yang Benar dengan Iman-Ilmu-Amal
Mindset –Agama Islam adalah agama yang sempurna. Ajarannya sangat logis, rasional dan detail. Namun demikian, seorang mualaf tentu bingung bagaimana seharusnya saya mempelajari agama Islam ini.
Berikut beberapa langkah yang perlu dipahami oleh Mualaf atau orang yang baru memeluk Islam, yaitu: (1) Konsep Keimanan (Iman), (2). Ilmu terkait konsep keimanan, dan cara beramal, (Ilmu) serta (3) Amal atau praktik terkait perilaku yang yang benar dalam Islam (Amal).
Konsep Keimanan
Pada konsep keimanan, seorang mukmin harus memahami dan meyakini yang ada dalam rukun Iman. Dalam rukun iman ini, memuat tentang konsep ketuhanan, malaikat, kitab-kitab, Nabi dan Rasul, hari akhir atau kiamat serta Qadha dan Qadar.
Konsep keimanan ini harus dipahami dan terpatri dalam jiwa, hal ini menjadikan seorang mukmin kuat dalam menjalani kehidupan. Keimanan yang kuat dan tidak goyah menjadikan seorang mukmin manusia terbaik yang diharapkan.
Agama Islam adalah agama yang sempurna dan logis. Artinya Anda bisa menggali apa yang ada dalam agama Islam, sehingga keyakinan yang ada dalam pikiran bukan hanya doktrin tetapi keyakinan yang masuk akal. Kita bisa bertanya sehingga keraguan yang berkecambuk akan hilang dalam dada, berubah menjadi keyakinan yang paripurna.
Bagi seorang mualaf jangan ragu untuk mengkaji Islam dengan membaca terjemahan Al-Qur’an, hadits dan buku-buku Islam lainnya. Namun harus dibimbing oleh ustadz atau guru. Hal ini agar menghindari pemahaman yang keliru. Ilmu agama Islam yang berkaitan dengan konsep keimanan, yaitu: Aqidah dan Tauhid
Ilmu
Pada ilmu yang berkaitan dengan Islam sangat luas. Agar tidak bingung, berikut aspek-aspek dalam agama Islam yang perlu dikaji menurut Harun Nasution: (1) Sumber ajaran yakni Alquran dan Hadits, (2)
Pemikiran Dasar Islam, yang meliputi Kalam, Filsafat dan tasawuf, (3) Fikih dan Pranata Sosial, (4) Sejarah Kebudayaan Islam, (5) Dakwah, (6) Pendidikan Islam, (7) Bahasa dan Sastera Arab, (8) Pembaharuan Pemikiran dalam Islam.
Agar lebih jelas, mari kita bahas satu persatu:
1. Sumber Ajaran Al-Qur’an dan Hadits
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam. Kitab ini merupakan wahyu ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Untuk mempelajari Al-Qur’an ada ilmunya, yaitu Ulumul Qur’an.
Pada Ulumul Qur’an dikaji tentang seluk beluk Al-Qur’an dari mulai sejarah, sebab-sebab turun dan lain sebagainya. Dengan demikian, seseorang tidak bisa menafsirkan Al-Qur’an secara sembarangan. Al-Qur’an adalah kitab suci yang disakralkan cara membacanya pun ada ilmunya. Allah telah menjamin barangsiapa yang membacanya pada setiap huruf akan memberikan 10 kebaikan. 10 kebaikan itu tentu dapat berupa keberkahan dalam menjalani kehidupan ataupun berupa petunjuk yang mempengaruhi kehidupan.
Al-Qur’an bukan hanya sebatas kitab suci yang hanya dibaca. Namun, ia merupakan petunjuk pada kehidupan manusia, didalamnya membahas segala yang ada pada alam semesta, seperti konsep keimanan, ibadah, muamalah sampai sains pun dibahas.
Hadist menjadi petunjuk kedua setelah Al-Qur’an. Hadits pun memiliki ilmu untuk mempelajarinya, yaitu Ulumul Hadits. Dengan demikian, hadits pun tidak sembarangan dalam kompilasinya. Metode verifikasi dan validasi oleh ulama dilakukan selama berabad-abad melalui generasi ke generasi dengan cermat. Bahkan, integritas setiap perawi (periwayat hadits) diperiksa oleh ulama.
2. Pemikiran Dasar
Pemikiran dasar ini meliputi Ilmu Kalam, Filsafat dan Tashawuf. Pada ilmu kalam dibahas mengenai munculnya aliran-aliran aqidah dalam Islam sehingga kita bisa memahami lebih komprehensif ajaran Islam. Pada filsafat dikaji mengenai cara berpikir dan ilmu cara mengkaji suatu masalah. Sedangkan Tashawuf mengkaji cara kita membersihkan hati dan mendekatkan diri pada Allah Swt.
3. Fiqih dan Pranata Sosial
Fiqih merupakan produk pemikiran ulama. Pemikiran ulama ini berasal dari Al-Qur’an dan Hadits. Dengan demikian, fiqih sendiri akan menghasilkan praktik berbeda terutama dalam ibadah ritual seperti shalat. Tetapi secara keseluruhan fqih memilki kesamaan. Perbedaan fiqih sendiri merupakan rahmat bagi umat Islam. Sehingga umat Islam memiliki khazanah yang luas dalam beragama.
4. Sejarah Kebudayaan Islam
Seiring berjalannya waktu ajaran Islam menyebar dengan cepat. Tercatat dalam sejarah kegigihan para tokoh masa lalu dalam memperjuangkan agama Islam. Keluhuran dalam menjalankan agama dan memimpin pemerintahan menjadikan dakwah Islam sangat pesat ke seluruh dunia. Agama ini menjadi pondasi dalam kemajuan peradaban dan teknologi. Dengan demikian, jika agama Islam dipegang dengan teguh dan pemahaman yang benar akan membawa dampak kemajuan yang besar.
5. Dakwah
Islam adalah agama rahmatan Lilalamiin (rahmat bagi semesta alam). Petunjuk-petunjuk Allah telah jelas. Semua yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah. Tidak ada yang serupa dengan-Nya. Setiap manusia akan mendapatkan balasan apa yang dikerjakannya. Ajaran Islam tidak memaksa seseorang untuk memeluk agama ini. Etika-etika dakwah pun telah tercantum.
6. Pendidikan Islam
Agama Islam telah mengatur pendidikan setiap muslim seharusnya dilakukan. Dimulai dari mencari pasangan, membina rumah tangga kemudian memiliki anak. Agama ini memberikan petunjuknya.
7. Bahasa dan Sastera Arab
Nabi Muhammad Saw lahir di Arab. Arab sendiri memiliki keluhuran bahasa sehingga perlu dipahami. Memahami Al-Qur’an dan hadits yang berbahasa Arab, sangat penting bagi setiap muuslim mempelajari bahasa dan sastera Arab.
8. Pembaharuan Pemikiran dalam Islam
Zaman semakin berubah dan permasalah akan banyak datang dan harus dipecahkan. Permasalah tersebut harus dikaji melalui pikiran terbuka dan pemahaman ajaran Islam lebih mendalam.
Amal
Pada amal seorang muslim didasarkan pada Iman bahwa setiap perilaku akan dimintai pertanggungjawaban, sejatinya setiap perilaku didasarkan hanya mencari ridha Allah Swt. Dengan demikian, apa yang ia lakukan sudah semestinya mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan Hadits yang diajarkan para ulama.
*Penulis: Dani Buldani, S.Pd (Pegiat Filsafat)
*Tulisan merupakan tanggungjawab penulis, dan bukan merupakan isi opini dari redaksi mindset.viva.co.id