Harga Beras Naik, Gaji Tetap? Ini 5 Strategi Ibu Rumah Tangga Agar Belanja Mingguan Tetap Hemat
- Freepik
Mindset – Lonjakan harga beras kembali menjadi isu utama yang membebani rumah tangga di Indonesia. Sementara kebutuhan pokok terus merangkak naik, banyak keluarga harus bertahan dengan pendapatan yang stagnan.
Situasi ini memaksa ibu rumah tangga untuk lebih cermat dalam mengatur anggaran belanja agar kebutuhan dapur tetap terpenuhi tanpa mengorbankan aspek gizi.
Lantas, bagaimana cara menyiasati kondisi ini?
5 Strategi Hemat Ibu Rumah Tangga
Ilustrasi wanita memilih pakaian.
- Freepik/@katemangostar
Berikut lima strategi efektif agar belanja mingguan tetap hemat meskipun harga beras dan bahan pokok lainnya mengalami kenaikan.
1. Belanja Secara Terjadwal dan Terencana
Salah satu cara menghemat pengeluaran adalah dengan menetapkan jadwal belanja mingguan atau maksimal setiap 10 hari sekali.
Belanja dengan frekuensi lebih panjang seperti 15 hari sekali cenderung membuat bahan makanan menumpuk dan berisiko terbuang sia-sia.
Selain itu, belanja dalam jumlah besar tanpa perencanaan matang bisa memicu pemborosan.
Tips: Buat daftar belanja sebelum pergi ke pasar atau supermarket. Prioritaskan kebutuhan utama seperti beras, protein, dan sayuran segar agar pengeluaran tetap terkendali.
2. Susun Meal Plan Mingguan
Perencanaan menu (meal plan) untuk seminggu ke depan dapat membantu ibu rumah tangga mengatur kebutuhan bahan makanan dengan lebih efisien.
Dengan menentukan menu dari awal, Anda bisa menghindari pembelian bahan yang tidak perlu dan mengoptimalkan bahan yang sudah tersedia di rumah.
Contoh:
- Senin: Sup sayur dan tempe goreng
- Selasa: Capcay dan telur dadar
- Rabu: Ikan goreng dan lalapan
- Kamis: Sayur bening dan tahu isi
Dengan meal plan, ibu rumah tangga juga bisa menyesuaikan anggaran belanja dan memastikan makanan tetap bervariasi tanpa harus mengeluarkan biaya lebih.
3. Kombinasikan Protein Hewani dan Nabati
Mengonsumsi protein setiap hari sangat penting, namun tidak selalu harus berasal dari sumber hewani yang lebih mahal seperti ayam, ikan, atau daging sapi.
Mengombinasikan dengan protein nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan bisa menjadi solusi untuk menghemat anggaran.
Strategi:
- Selang-seling antara daging ayam, ikan, dan telur dengan tahu atau tempe.
- Manfaatkan sumber protein murah namun tetap bernutrisi tinggi seperti ikan pindang atau ikan asin.
4. Maksimalkan Penggunaan Bahan Makanan
Pintar dalam mengolah bahan makanan dapat membantu menekan pengeluaran. Misalnya, membeli bahan dasar dalam jumlah lebih banyak untuk diolah menjadi beberapa jenis makanan.
Contoh:
- Sayuran seperti kol, wortel, dan daun bawang bisa digunakan untuk berbagai hidangan, mulai dari sup, bakwan, hingga capcay.
- Tulang ayam bisa diolah menjadi kaldu untuk memperkaya rasa masakan tanpa perlu tambahan penyedap buatan.
5. Pertimbangkan Peluang Usaha Rumahan
Jika pengeluaran masih terasa berat, ibu rumah tangga bisa mencari peluang usaha kecil-kecilan untuk menambah pemasukan. Beberapa ide usaha yang bisa dijalankan dari rumah antara lain:
- Menjual makanan sederhana seperti gorengan, mie instan racikan sendiri, atau jajanan anak-anak.
- Berjualan pulsa atau token listrik.
- Membuka usaha minuman segar seperti es teh manis atau es kopi literan.
- Tak perlu modal besar, cukup manfaatkan keterampilan memasak dan peluang di sekitar rumah untuk mendapatkan tambahan penghasilan.
Menghadapi kenaikan harga beras dan kebutuhan pokok lainnya bukanlah hal yang mudah, terutama jika pendapatan rumah tangga masih tetap.
Namun, dengan strategi yang tepat, ibu rumah tangga tetap bisa mengelola keuangan keluarga agar lebih efisien.
Mulai dari belanja secara terencana, menyusun meal plan, hingga mencari tambahan pemasukan, semua langkah ini bisa membantu menjaga stabilitas ekonomi keluarga.
Dengan menerapkan strategi ini, ibu rumah tangga bisa tetap memastikan kebutuhan keluarga terpenuhi tanpa harus merasa terbebani dengan kenaikan harga bahan pokok. Semoga tips ini bermanfaat! *AT