7 Dampak Psikologis Pelecehan Seksual, Termasuk Self-Blaming dan Disfungsi Seksual
- freepik.com
Mindset –Pelecehan seksual dan kekerasan seksual bisa menimpa siapa pun, baik perempuan ataupun laki-laki. Meski demikian, mayoritas korban merupakan perempuan.
Korban pelecehan seksual bisa mengalami banyak kerugian, tidak hanya secara fisik tetapi juga psikologis.
Meski pelecehan seksual bisa saja terjadi hanya satu kali, tetapi dampak pelecehan seksual bisa diderita oleh korban selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup.
Berita terkini terkait pelecehan seksual misalnya yang dialami oleh Michelle Ashley, putri Pinkan Mambo. Michelle Ashley dilecehkan oleh ayah tirinya, Steve Wantania.
Atas perbuatannya itu, pengadilan sudah menjatuhkan sanksi Steve Wantania berupa penjara selama 9 tahun dan enam bulan.
Berhubung pelecehan seksual biasa menyebabkan dampak psikologis, maka pendampingan korban secara psikologis juga penting.
Berikut Mindset sajikan 7 dampak psikologis pelecehan seksual yang biasa dialami oleh korban pelecehan seksual.
1. Trauma Psikologis
Pelecehan seksual dapat menyebabkan trauma psikologis yang mendalam pada korban. Trauma tersebut bisa berupa rasa takut, malu, marah, atau bingung.
Korban sering kali merasa bersalah atau merasa bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pelecehan tersebut.
Situasi semacam ini dapat menyebabkan masalah psikologis seperti gangguan stres pascatrauma (PTSD), kecemasan, dan depresi.
2. Rasa Tidak Aman
Pelecehan seksual bisa merusak rasa aman dan kepercayaan diri korban. Mereka mungkin merasa tidak aman di sekitar orang lain, terutama di sekitar orang yang berjenis kelamin sama dengan pelaku.
Jika dibiarkan berlarut-larut, perasaan ini bisa menyebabkan isolasi sosial dan mengganggu hubungan interpersonal korban sehingga bisa saja korban menjadi antisosial.
3. Menyalahkan Diri Sendiri atau Self Blaming
Banyak korban pelecehan seksual merasa bersalah atau merasa bahwa mereka yang menyebabkan pelecehan itu terjadi.
Pelaku sering menggunakan manipulasi dan ancaman untuk menempatkan beban rasa bersalah pada korban, yang menyebabkan korban merasa tidak berdaya dan terjebak dalam perasaan negatif tentang diri mereka sendiri.
4. Disfungsi Seksual
Pelecehan seksual dapat menyebabkan disfungsi seksual pada korban, termasuk hilangnya minat pada aktivitas seksual.
Selain itu, bisa juga korban menjadi mengalami nyeri selama hubungan seksual dan kesulitan dalam mencapai orgasme.
Disfungsi seksual jelas akan mempengaruhi kualitas kehidupan korban dan hubungan intim mereka dengan pasangan.
5. Gangguan Makan
Beberapa korban pelecehan seksual dapat mengalami gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia.
Gangguan makan ini seringkali merupakan mekanisme koping yang tidak sehat untuk menghadapi perasaan dan emosi yang rumit akibat pelecehan seksual.
6. Penggunaan Zat Adiktif
Korban pelecehan seksual dapat mengalami kesulitan dalam mengatasi perasaan dan emosi mereka.
Akibatnya, sering kali mereka mencari pelarian dengan menggunakan zat adiktif seperti alkohol atau obat-obatan terlarang.
Penggunaan zat semacam ini hanya akan mengaburkan masalah sementara tanpa menyelesaikannya, sehingga memperburuk situasi korban.
7. Gangguan Kecemasan
Korban pelecehan seksual memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan sosial, gangguan panik, atau gangguan cemas umum.
Peristiwa pelecehan bisa meningkatkan ketakutan dan kekhawatiran korban tentang kejadian serupa terjadi lagi.
Demikian penjelasan dampak psikologis pelecehan seksual, Sobat Mindset. Banyak dan parahnya dampak-dampak tersebut membuat kita semua harus berkomitmen mencegah pelecehan seksual.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan peningkatan kesadaran. Selain itu, sanksi pelecehan seksual juga bisa diperberat supaya jatuhnya korban pelecehan seksual bisa diminimalisir.