Tradisi Nyuguh yang Penuh Makna di Kampung Adat Kuta Ciamis

Tradisi Nyuguh di Kampung Kuta, Ciamis Jawa Barat.
Sumber :
  • Istimewa

MindsetKampung Adat Kuta terletak di Karangpaninggal, Tambaksari, Ciamis, berjarak sekitar 42 kilometer dari pusat kota Kabupaten Ciamis. Menurut cerita Sunda Buhun, Kampung Kuta diduga merupakan daerah yang dulu akan dijadikan ibu kota Kerajaan Galuh tetapi tidak jadi. Berdasarkan cerita tersebut, daerah yang dimaksud disebut Kuta Pandak atau Kuta Jero. 

Muhammadiyah Awards dan Launching Media, Langkah Inovatif PDM Ciamis di Milad Ke-112

Kampung Adat Kuta merupakan salah satu kampung paling tua di Kabupaten Ciamis. Wilayah tersebut mendapatkan namanya berdasarkan topografinya yang terletak pada lembah dan dikelilingi bukit-bukit. Bukit-bukit tersebut tampak sebagai pagar alam, sedangkan istilah Kuta dalam bahasa Sunda memang bermakna pagar. 

Sebagai kampung adat, ada banyak tradisi lokal yang dipertahankan di Kampung Adat Kuta. Salah satu dari tradisi itu adalah tradisi Nyuguh atau Hajat Bumi. Sesuai dengan namanya, tradisi ini merupakan simbol rasa bersyukur terhadap sang pencipta yang telah melimpahkan rejeki kepada umat manusia. 

Roadshow Kesehatan Tina Wiryawati, Jemput Bola untuk Warga Tanpa BPJS di Dapil Jabar XIII

Prosesi Nyuguh biasa dilaksanakan tiap bulan Safar akhir atau menjelang bulan Mulud (Rabiul Awal). Acara puncak dalam rangkaian prosesinya adalah mengarak dongdang atau tandu. Tandu tersebut berisi makanan yang bersumber dari hasil bumi Kampung Kuta, misalnya ketupat dan umbi-umbian. Acara biasanya ditutup dengan doa dan makan bersama.  

Selain itu, ada beberapa pagelaran seni yang dipentaskan sebagai bagian dari rangkaian prosesi Nyuguh. Pagelaran seni itu di antaranya Seni Ibing, Ronggeng, Gondang Buhun sebagai kesenian asli Kampung Kota sendiri, dan Gembyung.

Remaja Masjid di Ciamis Didorong Jadi Penggerak Kegiatan Keagamaan, Sekda Ungkapkan Harapan Besar