Menyambut Ramadan di Ciamis dengan Upacara Adat Ngikis
- Istimewa
Mindset – Ada banyak tradisi lokal Ciamis yang diselenggarakan terkait momen-momen keagamaan. Hal itu menandakan menyatunya spirit Islam dengan budaya lokal di Ciamis sejak zaman dulu. Salah satu tradisi tersebut adalah upacara adat Ngikis di Situs Budaya Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis.
Upacara Adat Ngikis biasa diselenggarakan untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan. Sebenarnya tradisi Ngikis ini sudah ada bahkan sebelum Islam masuk ke wilayah Ciamis sekitar abad ke-15. Kedatangan Islam tidak lantas menghapus tradisi itu, melainkan sekadar mengubah prosesinya menjadi bernafaskan Islam sebagaimana yang bisa disaksikan sekarang.
Secara bahasa, Ngikis mengandung arti memagar. Prosesi upacara adat Ngikis memang secara fisik dilakukan dengan mengganti pagar bambu lokasi pangcalikan. Lokasi tersebut diyakini dulunya adalah singgasana raja Kerajaan Galuh purba, Prabu Galuh Ratu Pusaka Prabu Adi Mulia Sang Hyang Cipta Permana Adikusuma.
Namun, secara psikis, prosesi upacara adat Ngikis juga memiliki makna memagari atau menjaga diri supaya terhindar dari hal-hal tercela. Hal tersebut sesuai juga dengan momen dilakukannya upacara tersebut menjelang bulan Ramadan. Bulan Ramadan adalah salah satu bulan yang dinanti-nanti umat Islam karena di dalamnya mereka akan melakukan salah satu ibadah pokok untuk menyucikan diri selama sebulan lamanya, yaitu berpuasa.
Selain itu, dalam prosesi upacara adat Ngikis juga terkandung makna kebersamaan atau silaturahmi. Hal tersebut tampak dari dilaksanakannya acara makan bersama setelah acara penggantian pagar bambu.