Tina Wiryawati Genjot Pembentukan Koperasi Merah Putih, Targetkan Jadi Pilar Ekonomi Baru Desa

Tina Wiryawati dorong pembentukan Koperasi Merah Putih.
Sumber :
  • Ist

Mindset – Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat, Tina Wiryawati, menggalakkan pembentukan Koperasi Merah Putih di empat wilayah: Kabupaten Kuningan, Ciamis, Kota Banjar, dan Pangandaran.

Tina Wiryawati Kolaborasikan Budaya dan Lingkungan: Main Gondang Buhun hingga Tanam Ribuan Pohon Aren di Kampung Kuta

Inisiatif ini tidak hanya menjadi bagian dari program nasional Presiden Prabowo Subianto, tetapi juga dirancang untuk menciptakan ekosistem ekonomi desa yang sinergis dengan kelembagaan lokal seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).  

Koperasi Merah Putih vs BUMDes: Kolaborasi, Bukan Kompetisi  

Dalam kunjungannya ke Desa Jelegong, Ciamis, Minggu (11/5/2025), Tina menegaskan bahwa Koperasi Merah Putih dan BUMDes memiliki peran berbeda namun saling melengkapi.

Tina Wiryawati Dorong Ekonomi Hijau: 2.000 Pohon Aren di Kampung Adat Kuta Ciamis Bisa Kurangi Emisi & Hidupkan UMKM

''BUMDes fokus pada pengelolaan aset desa, seperti penjualan air mineral atau pariwisata. Sementara Koperasi Merah Putih membuka partisipasi masyarakat luas untuk menggerakkan sektor produktif, seperti budidaya ayam petelur, suplai sayur organik, atau distribusi beras,” paparnya.  

Sinergi ini, menurut Tina, akan memperluas lapangan kerja dan meningkatkan ketahanan pangan. Contoh konkretnya adalah kolaborasi dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang membutuhkan pasokan telur dan sayuran.

Reses di Pangandaran, Hj. Tina Wiryawati Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis & Bantu Warga Kurang Mampu

''Koperasi bisa jadi penyuplai utama, sementara BUMDes mengoptimalkan potensi lain,” tambah politisi Fraksi Gerindra ini.  

 

Pembangunan SDM dan Legitimasi Musdes: Kunci Keberhasilan  

Tina menekankan bahwa pembentukan Koperasi Merah Putih tidak boleh asal jadi. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan proses Musyawarah Desa (Musdes) menjadi prasyarat utama.

''Kepala desa dan masyarakat harus paham tujuan koperasi. Pembahasannya harus inklusif, melibatkan Karang Taruna, kelompok tani, hingga penerima PKH,” ujarnya.  

Saat ini, lima Koperasi Merah Putih telah beroperasi di Kuningan, dengan beberapa lainnya dalam tahap persiapan di Ciamis.

Tina menggarisbawahi pentingnya pendampingan dari Kementerian Koperasi dan UKM untuk memastikan legalitas dan keberlanjutan program.  

Target Jangka Panjang Koperasi Merah Putih: Desa Mandiri dan Berdaulat  

Melalui skema ini, Tina menargetkan koperasi menjadi pilar ekonomi baru yang mengurangi ketergantungan desa pada pusat.

''Jika dikelola baik, koperasi bisa jadi motor penggerak kemandirian desa. Hasilnya, masyarakat sejahtera, desa pun makmur,” tegasnya.  

Ia juga mendorong transparansi dan akuntabilitas pengelolaan. ''Pendapatan koperasi harus kembali ke anggota dan pembangunan desa. Ini bukan proyek politis, tapi komitmen jangka panjang,” tandas Tina.  

Warga Desa Jelegong menyambut positif inisiatif ini. Asep Saepudin, Ketua Karang Taruna setempat, mengaku siap terlibat.

''Kami ingin berkontribusi, tapi butuh pelatihan manajemen dan akses pemasaran,” ujarnya.  

Tantangan lain adalah menjaga konsistensi program pascapembentukan. Tina mengakui, sinergi antarlembaga desa dan dukungan regulasi menjadi kunci.

''Kami akan terus pantau progresnya agar tidak sekadar wacana,” pungkasnya. *RC