SPBU Shell Mendadak Ramai! Fenomena Antrean Panjang Usai Isu Pertamax Oplosan Mencuat
- X/@MakanMasak
Jakarta, Mindset – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell mengalami lonjakan antrean kendaraan secara tiba-tiba. Fenomena ini muncul setelah mencuatnya isu dugaan praktik oplosan Pertamax menjadi Pertalite yang viral di media sosial.
Publik pun bereaksi dengan berbondong-bondong mencari alternatif bahan bakar yang lebih mereka percayai.
Migrasi Massal ke BBM Swasta?
Dalam video yang diunggah akun TikTok @yosuasep, terlihat antrean panjang kendaraan roda dua dan roda empat di SPBU Shell.
Video tersebut semakin menguatkan dugaan bahwa banyak pemilik kendaraan mulai kehilangan kepercayaan terhadap BBM subsidi dan mencari alternatif lain, salah satunya adalah Shell.
Komentar netizen pun ramai menyoroti fenomena ini.
“Udah lama pakai Shell, ternyata memang lebih stabil performanya,'' komentar netizen.
''Dari dulu seharusnya kita pakai BBM swasta, lebih transparan,'' tulis netizen lainnya.
Reaksi publik ini menunjukkan adanya perubahan preferensi dalam pemilihan bahan bakar.
Kepercayaan terhadap penyedia BBM swasta meningkat, terutama setelah dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina mencuat ke permukaan.
Dugaan Oplosan BBM: Fakta atau Hoaks?
Melansir VIVAcoid, Kejaksaan Agung tengah mengusut dugaan korupsi yang melibatkan blending atau pencampuran BBM dengan oktan lebih rendah.
Dalam kasus ini, oknum terkait diduga mencampur Pertalite dengan Pertamax untuk menekan biaya produksi.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Harli Siregar, menyebut bahwa tersangka RS melakukan pembelian RON 92, namun yang sebenarnya dibeli adalah RON 90 atau lebih rendah, yang kemudian di-blending agar menyerupai RON 92.
Jika dugaan ini benar, maka efeknya bisa sangat luas, mulai dari dampak terhadap performa kendaraan hingga potensi kerugian ekonomi bagi konsumen.
Mengapa Shell Jadi Pilihan?
Shell menawarkan beberapa varian BBM yang memenuhi standar EURO 4, seperti Shell Super, Shell V-Power, Shell V-Power Nitro+, Shell V-Power Diesel, dan Shell Diesel Extra.
Standar ini mengatur batas emisi gas buang kendaraan, yang dipercaya lebih ramah lingkungan serta memiliki kualitas bahan bakar yang lebih baik.
Selain faktor kualitas, persepsi bahwa BBM swasta lebih transparan dalam proses distribusi juga berkontribusi terhadap lonjakan konsumen di SPBU Shell. Hal ini menjadi momentum bagi penyedia BBM non-subsidi untuk meningkatkan pangsa pasar mereka di Indonesia.
Fenomena antrean panjang di SPBU Shell menandakan perubahan preferensi masyarakat dalam memilih bahan bakar. Di tengah isu dugaan oplosan Pertamax yang menyeruak, transparansi dan kualitas menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan konsumen.* AT
*Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id dengan judul : SPBU Shell Tiba-tiba Alami Fenomena Antrean Usai Viral Kasus Pertamax Oplosan