Vania Febriyantie, Petani Kota Dengan Advance Payment: Mengupas Suksesnya Seni Tani di Kota Bandung
- Instagram/@vaniavanya
Bandung, Mindset – Pertanian bukan lagi eksklusif urusan pedesaan. Di era modern ini, praktik pertanian sudah merambah ke dalam kota-kota besar. Salah satu contoh inspiratif adalah Seni Tani, sebuah usaha pertanian urban yang dijalankan oleh dua individu muda berusia 28 tahun bernama Vania Febriyantie dan Galih.
Berlokasi di Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung Utara, Jawa Barat, Seni Tani adalah bukti nyata bahwa pertanian dapat berkembang di tengah urbanisasi.
Seni Tani, atau yang dalam istilah trendi disebut urban farming social enterprises, dimulai pada November 2020.
Dengan tekad dan semangat, mereka mengubah lahan tidur seluas 680 m² menjadi sebuah kebun sayur yang produktif.
Melansir 14th SATU Indonesia Award 2023, Seni Tani dalam kurun waktu satu tahun, berhasil menghasilkan lebih dari 150 kg sayuran segar yang berkualitas tinggi.
Hal Menarik dari Seni Tani
Pengunjung kebun Vania dan Galih - Seni Tani.
- Instagram/@vaniavanya
Namun, yang membuat konsep ini benar-benar menarik adalah cara distribusi yang mereka terapkan.
Salah satu konsep terpenting yang diusung oleh Seni Tani adalah Community Supported Agriculture (CSA), atau pertanian yang didukung oleh masyarakat.
Dengan sistem CSA, anggota kelompok, yang berjumlah 24 orang, membayar di awal bulan sebelum benih sayuran ditanam. Ini berarti bahwa para petani urban mendapatkan jaminan pembayaran di depan sebelum hasil panen tiba.
Sistem ini memberikan kepastian pendapatan yang sangat diperlukan bagi para petani yang menjalankan usaha di tengah kota yang sibuk.
Lahan tanam Seni Tani saat ini dibagi menjadi dua bagian. Separuh dari lahan ini berfungsi sebagai kebun komunal untuk 97 anggota yang aktif berkebun bersama-sama.
Bagian lainnya dikelola oleh dua pemuda lokal yang menjadi petani urban dengan pendapatan tetap.
Konsep ini memberikan peluang kepada warga kota untuk berpartisipasi aktif dalam pertanian tanpa harus memiliki lahan sendiri.
Awal Mula Inisiatif Seni Tani
Vania dan Galih inisiator seni tani.
- Instagram/@vaniavanya
Inisiatif ini muncul di tengah pandemi COVID-19, ketika situasi ekonomi melambat dan banyak orang kehilangan pekerjaan.
Seni Tani bukan hanya sekadar proyek pertanian, tetapi juga merupakan respons kreatif terhadap tantangan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat kota.
Vania dan Galih memulai petualangan mereka dengan melihat potensi besar dari lahan tidur yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung.
Mereka membuktikan bahwa untuk memulai berkebun, Anda tidak selalu memerlukan lahan yang luas.
Bahkan dengan sebidang lahan berukuran 1×1 meter, seseorang sudah bisa menciptakan kitchen garden yang menghasilkan sayuran segar untuk keluarga mereka.
Seni Tani Menginspirasi Masyarakat
Keberhasilan Seni Tani bukan hanya dalam hal produksi sayuran yang berkualitas tinggi, tetapi juga dalam menginspirasi masyarakat untuk kembali ke akar pertanian.
Usaha ini telah memberikan solusi kreatif untuk menciptakan lapangan kerja, membangun ketahanan pangan di lingkungan perkotaan, dan mempererat hubungan antara masyarakat dan alam.
Kisah Vania Febriyantie dan Galih adalah bukti nyata bahwa semangat kewirausahaan dan cinta terhadap alam dapat membawa perubahan positif. Bahkan di tengah hiruk-pikuk kota metropolitan.
Dengan keberanian untuk bermimpi dan berinovasi, mereka telah membantu menghidupkan kembali arti dari "Seni Tani" di tengah hingar-bingar urbanisasi. Semoga kisah inspiratif ini dapat mendorong lebih banyak individu untuk terlibat dalam pertanian kota dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.*ar/at