Dulu Avanza Rp90 Juta, Sekarang Rp270 Juta: Kenapa Mobil Jadi Semahal Ini?

Mobil Avanza dari masa ke-masa.
Mobil Avanza dari masa ke-masa.
Sumber :
  • Ist

Mindset – Harga mobil di Indonesia melonjak drastis dalam 20 tahun terakhir. Apa penyebab Avanza yang dulunya Rp90 juta kini tembus Rp270 juta? Simak penjelasan lengkapnya di sini!

Dua dekade lalu, Rp100 juta adalah angka yang wajar untuk membawa pulang mobil baru dari showroom. Tapi kini, angka itu hanya cukup untuk DP alias uang muka.

Contoh paling nyata adalah Toyota Avanza. Saat meluncur perdana pada 2003, Avanza dijual mulai dari Rp90 jutaan. Kini, versi terendah Avanza dibanderol lebih dari Rp270 juta. Tiga kali lipat!

Lantas, kenapa mobil zaman sekarang jadi mahal sekali?

Bukan Hanya Inflasi, Tapi Juga Kompleksitas Produksi

Inflasi memang jadi alasan utama naiknya harga mobil. Tapi faktanya, bukan satu-satunya. Nilai mata uang yang melemah, biaya bahan baku naik, serta kenaikan upah tenaga kerja semua berkontribusi.

Namun yang sering dilupakan, mobil zaman sekarang jauh lebih kompleks dibandingkan era 2000-an awal.

Dulu, Avanza cukup hadir dengan mesin, ban, dan bodi. Airbag? Tidak ada. ABS? Cuma di mobil mewah.

Emisi? Asal tidak bau, aman. Tapi sekarang? Mobil termurah pun wajib punya minimal dua airbag, sistem ABS, crumple zone, dan memenuhi standar emisi Euro 4.

Regulasi dan Sertifikasi Membuat Mobil Lebih Mahal

Toyota Avanza vs Daihatsu Xenia, mobil bekas Rp70 Jutaan.

Toyota Avanza vs Daihatsu Xenia, mobil bekas Rp70 Jutaan.

Photo :
  • Ist

Produsen tidak bisa lagi menjual mobil murah dengan fitur minim. Regulasi keselamatan dan lingkungan membuat mereka wajib menambahkan berbagai komponen elektronik dan sistem proteksi yang mahal.

Tanpa ini, mobil tak akan lolos sertifikasi dan tidak bisa dijual resmi.

Jadi, meskipun secara teori bisa dibuat, mobil “bodong legal” seharga Rp90 juta tidak akan pernah lolos regulasi hari ini.

CKD Tak Serta Merta Murah

Banyak yang menyangka mobil rakitan lokal (CKD) otomatis akan lebih murah. Sayangnya, kenyataan tak seindah itu.

Banyak komponen mobil—dari ECU, transmisi, hingga sistem kelistrikan—masih diimpor dari luar negeri. Saat dolar menguat, biaya produksi pun ikut naik.

Saat artikel ini ditulis, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mendekati Rp17.000. Maka tak heran jika harga mobil terus merangkak naik, meski dirakit di Indonesia.

Pajak Berlapis Menyumbang Kenaikan Harga

Harga mobil yang Anda lihat di brosur tidak hanya mencerminkan harga produksi.

Ada berlapis-lapis pungutan pajak dan biaya: PPN, PPNBM, biaya balik nama, administrasi, hingga margin dealer.

Alhasil, mobil dengan biaya produksi Rp110 juta bisa dijual Rp160 juta lebih.

Alternatif: Mobil Bekas, Solusi Kelas Menengah

Gaji Minimal Berapa untuk Beli Mobil? Mobil Bekas atau Baru?

Photo :
  • Ist

Jika Anda hanya punya Rp100 juta dan ingin mobil, mobil bekas adalah solusi paling masuk akal.

Dengan anggaran itu, Anda bisa mendapatkan mobil tahun 2015-an dengan fitur dan kenyamanan yang sepadan, bahkan melebihi LCGC keluaran baru.

Beli mobil bukan sekadar gengsi baru. Ini soal ekonomi dan logika finansial. Apalagi, mobil tetaplah barang konsumtif, kecuali digunakan untuk keperluan komersial seperti taksi online atau rental.

Harga mobil yang mahal hari ini adalah akumulasi dari inflasi, regulasi ketat, biaya komponen impor, dan sistem perpajakan yang kompleks. Tidak semua salah produsen, dan tidak bisa juga disederhanakan hanya dengan nostalgia harga masa lalu.

Kalau punya dana terbatas? Jangan paksakan mobil baru. Mobil bekas bisa jadi opsi cerdas. *AT