Krisis Mahasiswa dan Menara Gading Kampus
- MindsetVIVA
Secara filosofis maupun dalam praktiknya, konsep "Muda" mengalami perubahan yang mencerminkan kemunduran (involusi) atau kejumudan.
Sementara tujuan di balik peringatan Hari Sumpah Pemuda adalah sebagai ruang untuk kita 'mengisi baterai', agar tetap terhubung dengan semangat perjuangan pemuda tahun 1928 dan menghidupkan kembali semangat pemuda dengan cara kembali ke akar sejarah.
Mencari role model tokoh-tokoh pemuda pada zaman itu yang memiliki peranan penting dan apa yang mereka lakukan pada periode itu untuk kemudian dijadikan teladan.
Inspirasi dan terus dilakukan reinterpretasi yang relevan oleh mahasiswa pada masa sekarang untuk menghadapi tantangan zaman.
Saat ini Ikrar Sumpah Pemuda sendiri hanya diucapkan dengan hampa oleh mahasiswa pada kesempatan-kesempatan tertentu, berputar-putar hanya sebagai kata-kata tanpa makna yang pada akhirnya mengalami kemerosotan.
Setelah itu, Sumpah Pemuda ini akan mengarah pada pengeramatan, pengkultusan, mitos sehingga yang terjadi adalah disorientasi dan degradasi nilai.
Mahasiswa masa kini menghadapi dampak destruktif dari sebuah missing link yang mengakibatkan mereka kehilangan esensi sejati menjadi mahasiswa, mereka saling menarik ke bawah, saling menjatuhkan tanpa dasar argumen yang kuat.
Mereka mengaku menjadi bagian dari negara tetapi tidak memahami tujuan sejati dari menjadi warga negara. Mereka mengaku bangga menjadi bagian dari sebuah bangsa tetapi tidak memahami tujuan sebenarnya dari persatuan tersebut. Semua ini menyerupai sekelompok kera yang saling bertarung dalam kegelapan yang tidak berarti.
Disorientasi Mahasiswa