Jangan Salah Tegur! Ini Cara Bijak Menegur Anak Tanpa Merusak Psikologisnya

- Freepik
Mindset – Sebagai orang tua, pasti ada momen ketika kita merasa frustrasi dengan ulah anak. Namun, tahukah Anda bahwa cara menegur yang salah bisa berdampak buruk pada psikologis mereka?
Anak adalah peniru ulung—jika orang tua terbiasa berteriak atau marah-marah, bukan tidak mungkin mereka akan meniru pola perilaku tersebut di kemudian hari.
Lantas, bagaimana cara menegur anak yang benar tanpa merusak perkembangan emosionalnya?
Berikut beberapa kesalahan umum yang kerap dilakukan orang tua serta cara bijak menegur anak menurut psikolog.
Kesalahan Umum Saat Menegur Anak
- Berteriak dan Memberi Label Negatif Menggunakan kata-kata seperti "kamu nakal" atau "kamu malas" bisa menanamkan citra negatif dalam diri anak.
- Menganggap Disiplin Sama dengan Hukuman Disiplin bertujuan untuk membimbing anak, bukan sekadar menghukum.
- Bersikap Tidak Konsisten Jika aturan sering berubah, anak akan kebingungan tentang mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
- Mengomeli Anak dengan Penjelasan Bertele-tele Anak lebih mudah memahami instruksi yang singkat dan jelas.
- Tidak Memberikan Contoh yang Baik Anak belajar dari perilaku orang tua. Jika ingin anak sopan, orang tua harus menunjukkan sikap yang sopan pula.
Cara Menegur Anak dengan Bijak
1. Hindari Kata-Kata Kasar dan Tindakan Fisik
Menegur dengan emosi yang meledak-ledak bisa merusak rasa percaya diri anak. Sebaiknya gunakan nada bicara yang tegas tetapi tetap tenang.
2. Gunakan Disiplin Positif
Alih-alih menghukum, jelaskan konsekuensi dari tindakan anak dan ajarkan bagaimana bersikap lebih baik.
3. Terapkan Aturan yang Masuk Akal dan Konsisten
Terlalu banyak aturan bisa membuat anak tertekan. Buat batasan yang jelas dan konsisten agar anak lebih mudah memahami.
4. Jadilah Panutan yang Baik
Jika ingin anak bersikap baik dan disiplin, orang tua harus menunjukkan perilaku yang sama.
5. Hindari Ancaman dan Kata “Jangan” Berlebihan
Daripada mengatakan “Jangan berlari!”, coba ubah menjadi “Berjalanlah pelan-pelan, ya.”
6. Dengarkan Penjelasan Anak
Berikan kesempatan anak untuk menjelaskan alasannya agar mereka merasa dihargai dan didengar.
Menegur anak adalah bagian dari mendidik, tetapi harus dilakukan dengan cara yang tepat agar tidak merusak kepercayaan diri dan emosional mereka.
Dengan disiplin yang positif, konsistensi, dan menjadi teladan yang baik, anak akan belajar memahami batasan tanpa merasa tertekan.
Ingat, teguran yang baik bukan hanya mengajarkan anak untuk tidak mengulangi kesalahan, tetapi juga membentuk karakter yang lebih baik.
Jika Anda merasa kesulitan dalam mendisiplinkan anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak. Mencari bantuan profesional bukan tanda kegagalan sebagai orang tua, tetapi bukti bahwa Anda peduli terhadap tumbuh kembang si kecil. *AT