Cryptocurrency dan Blockchain, Apakah Sesuai dengan Syariah? Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
- Youtube/Adi Hidayat
Bandung, Mindset – Cryptocurrency dan Blockchain apakah sesuai dengan syariah? Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat.
Dalam era digital yang semakin maju, cryptocurrency dan blockchain menjadi topik hangat yang banyak diperbincangkan.
Namun, bagaimana pandangan Islam terkait dengan teknologi ini? Apakah cryptocurrency dan blockchain sesuai dengan prinsip syariah?
Ustadz Adi Hidayat, seorang ulama yang dikenal dengan pemahamannya yang mendalam, memberikan penjelasan yang cerdas dan ilmiah mengenai hal ini.
Cryptocurrency dalam Tinjauan Syariah
Ilustrasi Trading Crypto.
- Ist
Melansir podcast channel Youtube Adi Hidayat Official, menurut Ustadz Adi Hidayat, Islam selalu mengapresiasi kemajuan teknologi, termasuk di bidang digital seperti cryptocurrency dan blockchain.
Namun, ada beberapa prinsip syariah yang harus dipenuhi agar teknologi ini dapat diterima dalam Islam.
Prinsip utama yang harus dijaga adalah kemaslahatan (kebaikan) dan keadilan dalam setiap transaksi.
Ustadz Adi menjelaskan bahwa Islam memiliki lima tujuan pokok syariah (maqashid syariah), yaitu:
1. Hifdzun Nafs (menjaga jiwa),
2. Hifdzul Mal (menjaga harta),
3. Hifdzun Nasl (menjaga keturunan),
4. Hifdzul Aql (menjaga akal), dan
5. Hifdzud Din (menjaga agama).
Dalam konteks cryptocurrency, prinsip Hifdzul Mal (menjaga harta) menjadi fokus utama. Transaksi dalam Islam harus jelas, adil, dan tidak mengandung unsur penipuan atau manipulasi.
Ustadz Adi menegaskan bahwa cryptocurrency harus memiliki wujud fisik yang jelas dan otoritas penjamin yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tanpa kedua hal ini, cryptocurrency berpotensi melanggar prinsip syariah karena dapat menimbulkan ketidakpastian dan kerugian bagi salah satu pihak.
Blockchain dan Prinsip Transparansi
Ethereum tertekan Bitcoin.
- Capital
Blockchain, sebagai teknologi di balik cryptocurrency, sebenarnya memiliki potensi besar untuk mendukung prinsip syariah.
Teknologi ini menawarkan transparansi dan keamanan dalam setiap transaksi, yang sejalan dengan prinsip Islam yang menekankan kejujuran dan keadilan.
Namun, Ustadz Adi mengingatkan bahwa blockchain harus digunakan dengan bijak dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti menghindari riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (judi).
Cryptocurrency dan Blockchain: Tantangan dan Solusi
Ethereum Hadapi Tekanan Jual Besar-Besaran
- Unplash
Salah satu tantangan terbesar cryptocurrency adalah ketiadaan wujud fisik dan otoritas penjamin.
Ustadz Adi menyarankan agar cryptocurrency dapat dikembangkan dengan memiliki underlying asset (aset dasar) yang jelas, seperti emas atau mata uang yang diakui.
Dengan demikian, nilai cryptocurrency dapat lebih stabil dan memberikan kepastian bagi penggunanya.
Selain itu, Ustadz Adi juga menekankan pentingnya peran negara dalam mengatur dan menjamin keamanan transaksi cryptocurrency.
Negara harus hadir sebagai otoritas yang dapat melindungi masyarakat dari potensi kerugian dan penipuan.
Cryptocurrency dan blockchain bukanlah hal yang haram secara mutlak dalam Islam. Namun, keduanya harus memenuhi prinsip-prinsip syariah, terutama dalam hal keadilan, kejelasan, dan kemaslahatan. Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk terus berpikir kritis dan bijak dalam menyikapi kemajuan teknologi, tanpa melupakan nilai-nilai agama yang menjadi pedoman hidup. *AT