6 Puisi Tahun Baru karya Penyair Indonesia termasuk W.S. Rendra, Remy Sylado, dan Jokpin

Selamat Tahun Baru 2023
Sumber :
  • Unsplash @leekos

Syahadat kita rasanya seperti perut bedug

4 Jenis Ilmu dalam Islam dan Ilmu Paling Baik untuk Dipelajari

Atau pernyataan setia pegawai rendahan saja

Kosong tak berdaya

2 Puisi Wukuf di Arafah Karya Penyair Legendaris Taufiq Ismail dan Saini KM

Shalat kita rasanya lebih buruk daripada senam ibu-ibu

Lebih cepat daripada menghirup kopi panas

Tragedi Mei 1998 dalam Puisi Rendra, Akal Sehat Kalah oleh Pikiran Kalap

Dan lebih ramai daripada lamunan seribu anak muda

(Doa kita sesudahnya jauh lebih serius

Kita memohon hidup enak didunia

Dan bahagia di sorga)

Puasa kita rasanya sekedar mengubah jadwal

Makan minum dan saat istirahat

Tanpa menggeser acara buat syahwat

Ketika datang rasa lapar atau haus

Kita pun manggut manggut:

O,  beginikah rasanya...

Dan kita sudah merasa

Memikirkan saudara saudara kita yang melarat

Zakat kita jauh lebih berat terasa

Dibanding tukang becak melepas penghasilannya

Untuk kupon undian yang sia-sia

Kalaupun terkeluarkan harapan pun tanpa ukuran

Hubaya-hubaya Tuhan menggantinya lipat ganda

Haji kita tak ubahnya tamasya menghibur diri

Mencari pengalaman spiritual dan material

Membuang uang kecil dan dosa besar

Lalu pulang membawa label suci

Asli made in saudi: Haji

Kawan, lalu bagaimana bilamana dan berapa lama

Kita bersamaNya?

Atau kita justru sibuk menjalankan tugas

Mengatur bumi seisinya

Mensiasati dunia sebagai khalifahNya

Kawan, Tak terasa kita memang semakin pintar

Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah

Mempercepat proses kematangan kita

Paling tidak kita semakin pintar berdalih

Kita perkosa alam dan lingkungan

Demi ilmu pengetahuan

Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran

Melacur dan menipu demi keselamatan

Memamerkan kekayaan demi mensyukuri kenikmatan

Memukul dan mencaci demi pendidikan

Berbuat semaunya demi kemerdekaan

Tidak berbuat apa-apa demi ketentraman

Membiarkan kemunkaran demi kedamaian 

Pendek kata, demi semua yang baik

Halallah semua sampai pun yang paling tidak baik.

Lalu bagaimanakah para cendekiawan dan seniman?

Halaman Selanjutnya
img_title