Kisah Inspiratif Komunitas Lereng Medini Hidupkan Sastra dari Desa Boja

Komunitas Lereng Medini ajak anak-anak desa Boja hidupkan sastra.
Sumber :
  • Instagram/Klmboja

Kendal, Mindset – Di tengah redupnya perpustakaan yang sepi, kabar penutupan toko buku demi toko buku, dan angka melek huruf yang rendah. Ada seorang pemuda yang bersemangat menyala dan mencintai sastra dengan penuh dedikasi. Sosok tersebut bernama Heri Chandra Santosa, dia merupakan penggagas Komunitas Lereng Medini (KLM). Sebuah wadah yang memberikan kesempatan kepada para pelajar desa untuk belajar tentang sastra dan budaya di Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah.

Mengungkap Tradisi Ma'nene, Ritual Mengganti Pakaian Mayat di Toraja yang Penuh Misteri

Masyarakat desa yang terkadang terisolasi dari akses informasi juga memiliki hak dan potensi untuk terlibat dalam dunia sastra. 

Komunitas Lereng Medini (KLM) berdiri dengan semangat membuktikan bahwa sastra bukanlah semata-mata milik perkotaan, dan tak harus selalu menjadi teritori para seniman ternama.  Masyarakat desa yang terkadang terisolasi dari akses informasi juga memiliki hak dan potensi untuk terlibat dalam dunia sastra. 

Mengenal Mardoton, Tradisi Menangkap Ikan di Danau Toba yang Terus Lestari Hingga Kini

Komunitas Lereng Medini lahir dari gagasan brilian Heri Chandra Santosa yang lahir di Kendal pada 22 Mei 1982, bersama sahabatnya, Sigit Susanto.

Heri merupakan seorang jurnalis dan juga alumni dari Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang.

Alfira Oktaviani, Mompreneur Muda di Balik Suksesnya Semilir Ecoprint

Sementara Sigit adalah seorang aktivis sastra asli Boja yang juga menjadi moderator milis "Apresiasi Sastra" dan kini menetap di Swiss.

Hidupkan Sastra, Komunitas Lereng Medini Dirikan 23 Pondok Maos 

Heri Chandra Santoso ajak warga gemar membaca karya sastra.

Photo :
  • Instagram/Klmboja

Komunitas Lereng Medini berdiri kokoh sejak tahun 2008. "Medini" diambil dari nama pegunungan yang menghampar di wilayah Boja.

Langkah awal dalam membangun komunitas ini adalah dengan mendirikan 23 perpustakaan gratis yang diberi nama "Pondok Maos" pada tahun 2006.

Perpustakaan ini berlokasi di rumah Sigit yang terletak di Jalan Raya Bebengan 221, Desa Bebengan, Boja.

Koleksi buku di perpustakaan ini sebagian besar merupakan karya sastra, baik dari Indonesia maupun mancanegara.

"Sebelum belajar tentang sastra, kita kenalkan mereka dengan membaca," ujar Heri. 

Selain kegiatan kajian sastra, anggota KLM juga membentuk kelompok baca di mana mereka membaca karya sastra bersama-sama.

Heri Chandra Santosa Raih Apresiasi SATU Indonesia Award 

Atas dedikasi dan kontribusinya di bidang pendidikan, pada tahun 2011, Heri meraih penghargaan SATU Indonesia Awards dari Astra. Tahun itu, hanya lima orang yang mendapatkan penghargaan tersebut, dan salah satunya adalah Heri.

SATU Indonesia Awards merupakan bentuk apresiasi dari Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang telah menunjukkan kepemimpinan dan melakukan perubahan nyata demi berbagi manfaat dengan masyarakat sekitarnya. Terutama di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.

Kisah inspiratif Komunitas Lereng Medini dan perjuangan Heri serta Sigit dalam memasyarakatkan sastra di desa Boja adalah bukti bahwa potensi sastra tidak mengenal batas geografis.

Melalui Komunitas Lereng Medini, Heri serta Sigit terus semangat membawa cahaya ke dunia sastra dari sudut terpencil Jawa Tengah. *ar/at