Aplikasi Mantik dalam Ilmu Dakwah : Contoh dan Penjelasannya!
- Mindset.viva.co.id
Khazanah, Mindset – Pengembangan ilmu dakwah telah mengalami transformasi yang signifikan seiring dengan perkembangan teknologi. Salah satu perkembangan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dalam bidang dakwah ini adalah aplikasi logika atau "mantik".
Aplikasi ilmu mantik dalam ilmu dakwah memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas pesan dakwah, merumuskan argumen yang kuat, dan membangun dialog yang berarti dengan audiens.
Berikut pembahasan aplikasi Mantik dalam Ilmu Dakwah akan diulas dalam artikel ini. Scroll untuk selengkapnya!
Aplikasi Mantik dalam Ilmu Dakwah
Aplikasi Dilalah Lafzhiyah Wadh'iyah
Mengutip "Mantik: Kaidah Berpikir Islami" Kata da'wah (dakwah) jika dikaji dari segi dilalah lafziyah wadh'iyah adalah sebagai berikut:
Secara muthabaqah, dakwah berarti upaya Muslim berupa internalisasi, transmisi, transformasi, dan aktualisasi ajaran Islam untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam konteks tertentu.
Tujuan dakwah dapat dirumuskan dengan mempertimbangkan konteks atau level dakwah: Dastvah Nafsiyah, Da'wah Fardhiyah, Da'wah Fiah, Da‘wah Hizbiyah, Da'wah Ummah, dan Da'wah Syu'ubiyah.
Pembagian Dakwah kedalam enam konteks (level) ini merupakan aplikasi dari pembagian lafadz kully kepada juziyah-nya.
Secara tadhamun, dakwah berarti upaya Muslim berupa internalisasi saja, atau transmisi saja.
Sedangkan secara iltizam, dakwah berarti membawa perubahan ke arah yang lebih baik dan adanya pemeluk agama Islam di muka bumi ini.
Aplikasi Istidlal Qiyasi Hamliy
Firman Allah swt dalam Surah an-Nahl:125 — memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya untuk melaksanakan dakwah.
Setiap perintah untuk melaksanakan suatu kegiatan adalah wajib. Jadi, dakwah itu wajib.
Jika setiap kewajiban dipenuhi, akan menghasilkan pahala, tetapi jika dibiarkan, akan menarik murka dari Allah.
Jadi, pelaksanaan dakwah itu akan memperoleh pahala bagi pelakunya dan akan mendapatkan kemurkaan Allah bagi yang meninggalkannya.
Mad'u —ketika menerima materi dakwah— ada yang menerima dan ada yang menolak. Ketika seorang da'i berdakwah, menyampaikan ajaran Islam, ajaran Islam yang didakwahkannya itu bisa jadi diterima dan bisa jadi ditolak oleh mad'u.
Ketiga phrase diatas terdiri dari muqaddamah sughra, muqaddamah kubra, dan natijah menurut pola qiyas hamliy. Tentu saja, ini sekadar contoh.
Teori pembentukan konsep serta pembentukan keputusan dan penalaran dapat diaplikasikan dalam mengembangkan ilmu dakwah.
Demikianlah beberapa contoh aplikasi mantik dalam ilmu dakwah sebagai pembuka jalan untuk mengem-bangkan berbagai cabang ilmu pengetahuan keislaman.
Sumber: "Mantik: Kaidah Berpikir Islami"