Datsun Go vs Rival LCGC: Mesin Bertenaga, Tapi Kok Gagal di Pasaran?
- Ist
Mindset – Datsun Go sempat menjadi perbincangan ketika pertama kali hadir di Indonesia pada 2014. Mobil ini menawarkan mesin bertenaga di segmennya dengan harga yang kompetitif sebagai mobil LCGC (Low Cost Green Car).
Namun, meskipun memiliki sejumlah keunggulan, Datsun Go gagal bertahan dan akhirnya dihentikan produksinya pada 2020.
Apa yang membuat mobil ini sulit bersaing dengan rival LCGC lainnya?
Legenda Datsun yang Berubah Arah
Datsun adalah merek yang memiliki sejarah panjang, terutama di era 1970-1980-an.
Merek ini dikenal dengan mobil-mobil berkualitas dan beberapa model ikonik, seperti Datsun 240Z dan Fairlady Z.
Namun, setelah sempat menghilang, Datsun kembali pada 2013 dengan identitas baru sebagai merek mobil murah dari Nissan.
Nissan memanfaatkan brand Datsun untuk mengisi segmen mobil murah di beberapa negara berkembang seperti Indonesia, India, dan Rusia.
Sayangnya, citra Datsun yang dulu dikenal sebagai merek premium berubah drastis menjadi sekadar mobil murah. Hal ini membuatnya sulit membangun loyalitas konsumen.
Keunggulan Datsun Go Dibanding Rival
Jika dibandingkan dengan rivalnya seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya, dan Suzuki Karimun Wagon R, Datsun Go sebenarnya memiliki beberapa keunggulan:
1. Mesin Bertenaga
Datsun Go dibekali mesin HR12DE 1.2L tiga silinder yang juga digunakan oleh Nissan March.
Tenaga 68-78 PS yang dihasilkan lebih besar dibandingkan beberapa LCGC lain yang umumnya menggunakan mesin 1.0L atau 1.2L dengan tenaga lebih kecil.
2. Transmisi CVT yang Responsif
Dibandingkan dengan beberapa rivalnya yang masih menggunakan transmisi otomatis konvensional atau AMT, Datsun Go menawarkan CVT yang lebih halus.
3. Desain Eksterior yang Sporty
Dengan konsep bodi yang lebih aerodinamis dan aksen sporty seperti varian Go Live, mobil ini sebenarnya memiliki daya tarik tersendiri di segmen LCGC.
Kelemahan yang Membuatnya Gagal
Datsun GO+, mobil dengan desain Segar dan kapasitas luas.
- Oto
Meskipun unggul dalam beberapa aspek, Datsun Go juga memiliki beberapa kekurangan yang membuatnya sulit bersaing:
1. Fitur Keselamatan Minim
Pada awal peluncurannya, Datsun Go tidak memiliki airbag dan ABS, sesuatu yang menjadi standar di beberapa rivalnya.
Baru pada versi facelift 2018, fitur keselamatan mulai diperbaiki.
2. Interior yang Terasa Murahan
Material plastik keras yang mendominasi kabin serta fitur yang sangat minim membuatnya kalah dalam kenyamanan dibandingkan kompetitor.
3. Citra "Mobil Murah" yang Sulit Ditebus
Salah satu faktor utama kegagalan Datsun adalah branding-nya sebagai mobil murah.
Berbeda dengan Toyota dan Honda yang masih mempertahankan kesan premium meski di segmen LCGC, Datsun terlanjur dicap sebagai mobil 'kelas bawah'.
4. Suspensi Kurang Nyaman
Meski memiliki performa mesin yang cukup baik, suspensi Datsun Go dianggap terlalu empuk sehingga kurang stabil saat dikendarai dengan kecepatan tinggi.
5. Posisi Berkendara Kurang Ergonomis
Posisi duduk yang terlalu rendah dan dashboard yang tinggi membuat visibilitas pengemudi terbatas, yang bisa mengurangi kenyamanan dalam berkendara.
Akhir Kiprah Datsun di Indonesia
Penjualan Datsun Go yang terus menurun membuat Nissan akhirnya mengambil keputusan untuk menghentikan produksi pada 2020.
Pada 2022, Nissan bahkan resmi mematikan merek Datsun secara global.
Keputusan ini diambil setelah melihat persaingan yang semakin ketat di segmen LCGC, di mana Toyota, Honda, dan Daihatsu masih mendominasi.
Meskipun gagal di pasaran, Datsun Go tetap memiliki tempat tersendiri bagi sebagian pecinta otomotif, terutama karena mesinnya yang cukup bertenaga. Kini, mobil ini bisa menjadi opsi mobil bekas yang menarik bagi mereka yang mencari kendaraan murah dengan performa cukup baik.*AT