BMW Catat Penjualan 100.000 Mobil Listrik di Q3 2024, Naik 10,1 Persen
- BMW
Jakarta, Mindset – BMW Group terus mencatatkan pertumbuhan pesat di segmen kendaraan listrik meski menghadapi tantangan pasar global. Pada kuartal ketiga 2024, BMW berhasil mengirimkan 103.440 unit mobil listrik sepenuhnya, naik 10,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan ini menandai kuartal kedua berturut-turut di mana BMW mencatatkan pengiriman kendaraan listrik dalam angka enam digit.
Melansir Electrive, BMW sebelumnya, pada Q2 2024, BMW berhasil mengirimkan 107.933 unit, sedikit lebih banyak dibandingkan kuartal ini.
Meski demikian, angka penjualan mobil listrik di Q3 2024 menjadi pencapaian terbaik ketiga perusahaan sepanjang sejarah penjualan mobil listrik mereka.
BMW Fokus Pertumbuhan Kendaraan Listrik
BMW secara konsisten memperlihatkan bahwa kendaraan listrik (Battery Electric Vehicles atau BEV) menjadi segmen yang terus berkembang.
Di kuartal ketiga, pengiriman BEV naik 10,1 persen secara tahunan, sedangkan pengiriman kendaraan ‘terelektrifikasi’—gabungan dari BEV dan plug-in hybrid (PHEV)—hanya meningkat 0,1 persen, dengan total 140.065 unit.
Dari jumlah tersebut, 36.625 unit adalah plug-in hybrid, menunjukkan penurunan yang signifikan untuk segmen PHEV.
Namun, sepanjang tahun 2024, BMW mencatatkan pertumbuhan penjualan BEV sebesar 19,1 persen, mencapai 294.054 unit.
Dari jumlah ini, 266.151 unit adalah kendaraan listrik bermerek BMW, yang naik 22,6 persen dari tahun lalu.
Angka ini memperlihatkan bahwa konsumen semakin memilih BEV dibandingkan PHEV, yang mengalami penurunan sekitar 17 persen sepanjang tahun.
Tantangan BMW di Segmen Lain
Meski penjualan mobil listrik BMW terus meningkat, penjualan kendaraan secara keseluruhan justru menurun pada kuartal ketiga.
BMW Group mencatat penurunan penjualan sebesar 13 persen secara tahunan, dengan total 540.882 unit kendaraan.
Segmen mobil dengan mesin pembakaran internal (combustion engine) tertekan oleh berbagai faktor. Termasuk penghentian sementara pengiriman akibat masalah dengan Integrated Braking System (IBS) serta kondisi pasar yang sulit di China.
Penurunan penjualan tidak hanya terjadi di merek BMW, tetapi juga pada Mini yang mencatat penurunan 25,2 persen, dan Rolls-Royce yang turun 16,2 persen. Di segmen motor, BMW Motorbikes juga turun 3,2 persen dibandingkan Q3 2023.
Meski menghadapi tantangan global yang memengaruhi penjualan keseluruhan, BMW terus menunjukkan komitmennya pada kendaraan listrik dengan mencatatkan pertumbuhan dua digit di segmen BEV.
Fokus perusahaan pada inovasi dan teknologi terbuka. Seperti yang terlihat dari peluncuran model-model baru, termasuk Mini Cooper listrik, menempatkan BMW dalam posisi kuat untuk terus memimpin di era elektrifikasi industri otomotif. *ATA