Kenapa Banyak Orang Terjebak dalam Perlombaan Hidup? Stoicisme Punya Jawabannya

Ilustrasi perlombaan dalam hidup, Stoicisme beri solusi.
Sumber :
  • Freepik/wayhomestudio

Mindset – Banyak orang terjebak dalam perlombaan hidup yang tiada akhir. Mengapa ini terjadi, dan bagaimana Stoicisme bisa menjadi solusi? Temukan jawabannya di sini!

Bu Guru Salsa Viral di Twitter-TikTok, Link Video Dood Beredar: Apa Isinya?

Di era digital ini, banyak orang merasa terjebak dalam perlombaan hidup yang seakan tidak pernah berakhir. Tekanan untuk mencapai kesuksesan, memiliki harta berlimpah, atau sekadar mendapatkan pengakuan sosial semakin intens dengan kehadiran media sosial.

Tanpa sadar, kita terus membandingkan diri dengan orang lain, mengejar sesuatu yang bahkan tidak selalu kita butuhkan.

Profil dan Biodata Bulan Sutena, Seleb TikTok yang Kini Viral Karena Narasi Video 1 Menit 14 Detik

Namun, mengapa kita bisa terjebak dalam pola pikir ini? Jawabannya bisa ditemukan dalam filosofi kuno Stoicisme, yang mengajarkan kita tentang dikotomi kendali dan pentingnya menemukan kebahagiaan dari dalam diri.

Dikotomi Kendali: Memisahkan yang Bisa dan Tidak Bisa Dikendalikan

Salah satu konsep utama Stoicisme adalah "Dikotomi Kendali." Dalam konsep ini, hidup terbagi menjadi dua hal:

  1. Dimensi Internal: Hal-hal yang sepenuhnya ada dalam kendali kita, seperti tindakan, sikap, dan cara berpikir.
  2. Dimensi Eksternal: Hal-hal di luar kendali kita, seperti pendapat orang lain, situasi ekonomi, atau keberuntungan.
Nita Pendaki Viral 12 Menit Ramai di TikTok, Apa Isi Video yang Ramai Dicari Ini?

Permasalahan utama dalam perlombaan hidup adalah banyak orang terlalu fokus pada dimensi eksternal.

Kita mengukur kebahagiaan berdasarkan pujian orang lain, pencapaian materi, atau validasi sosial. Ketika semua itu tidak sesuai harapan, kekecewaan pun muncul.

Sebaliknya, jika kita menggeser fokus ke dimensi internal, kebahagiaan tidak lagi bergantung pada faktor luar. Kita akan lebih puas karena telah melakukan yang terbaik sesuai kemampuan kita sendiri.

Media Sosial dan Ilusi Kesuksesan

Menghadapi Masalah Hidup dengan Stoikisme.

Photo :
  • Ist

Media sosial semakin memperparah fenomena ini. Dengan mudah kita melihat orang lain membagikan pencapaian mereka: mobil baru, rumah mewah, liburan eksklusif. Ini menciptakan ilusi bahwa semua orang sukses kecuali kita.

Padahal, yang ditampilkan hanyalah sisi terbaik dari kehidupan seseorang, bukan realitas utuh.

Stoicisme mengajarkan kita untuk menyaring informasi dan tidak terjebak dalam jebakan perbandingan sosial.

Yang penting bukanlah bagaimana kita terlihat di mata orang lain, tetapi bagaimana kita menilai diri sendiri berdasarkan usaha dan prinsip hidup yang kita pegang.

Mengukur Kebahagiaan dengan Rasional

Marcus Aurelius, salah satu filsuf Stoik terkemuka, pernah berkata, ''Kebahagiaan hidupmu tergantung pada kualitas pikiranmu." Ini berarti bahwa kebahagiaan tidak datang dari pencapaian luar, melainkan dari bagaimana kita memandang hidup.

Alih-alih menetapkan target yang tidak realistis, Stoicisme mengajarkan kita untuk fokus pada pencapaian kecil yang realistis.

Dengan begitu, kita bisa lebih menikmati proses tanpa terobsesi dengan hasil akhir.

Hidup Tenang di Tengah Dunia yang Berisik

Jika kita terus mengikuti perlombaan hidup tanpa memahami batas kendali kita, kita akan selalu merasa kurang. Namun, dengan menerapkan Stoicisme, kita bisa melepaskan diri dari tekanan eksternal dan menemukan kebahagiaan yang lebih autentik.

Jadi, apakah Anda masih ingin terus berlari tanpa arah, atau sudah siap untuk hidup lebih tenang dan rasional ala Stoicisme?