KFC, McDonald's Sampai Starbucks Mulai Terkalahkan oleh Brand Lokal di Tiongkok: Ini Kuci Suksesnya!
- Ist
Jakarta, Mindset – Dalam beberapa tahun terakhir, brand global seperti KFC, McDonald's, dan Starbucks menghadapi tantangan berat dari brand lokal di Tiongkok. Brand-brand lokal ini tidak hanya bertahan, tetapi juga mulai mendominasi pasar. Apa sebenarnya kunci sukses mereka?
Mengutip video channel Youtube Dr. Indrawan Nugroho, brand lokal di Tiongkok seperti Tasty dan Wallace telah menemukan cara untuk bersaing dengan raksasa global ini.
Tasty, yang terkenal dengan burger isian khas Tiongkok seperti bebek Peking, telah membuka 1.600 gerai baru dalam enam bulan terakhir.
Wallace, yang mirip dengan KFC, kini memiliki lebih dari 20.000 gerai di seluruh Tiongkok. Begitu pula dengan kopi lokal seperti Luckin Coffee dan Koti yang telah membuka ribuan gerai baru dan menargetkan ekspansi lebih besar lagi.
Strategi Brand Lokal Tiongkok Saingi KFC, McDonald's Sampai Starbucks
Salah satu kunci sukses brand lokal adalah strategi harga yang lebih murah.
Luckin Coffee, misalnya, menawarkan harga minuman yang hanya sepertiga dari harga di Starbucks.
Ini membuat mereka lebih terjangkau bagi konsumen, terutama di masa ekonomi yang sulit. Dr. Indrawan Nugroho mengupas strategi dan kunci sukses dari brand lokal Tiongkok bersain dengan pemain Internasional sebagaiman dijelaskan berikut:
1. Ekspansi ke Kota-Kota Kecil
Brand lokal juga memanfaatkan peluang di kota-kota kecil yang sering diabaikan oleh brand global.
Mereka membuka gerai di kota-kota tier 2 dan tier 3, yang pertumbuhannya sangat cepat.
Sebagai contoh, Tasty dan Wallace pertama kali didirikan di kota-kota kecil seperti Fuzhou dan Nancheng, bukan di kota besar seperti Shanghai atau Beijing.
2. Priotitaskan Cita Rasa Lokal
Mengadaptasi cita rasa lokal juga menjadi strategi ampuh. Brand-brand lokal menawarkan menu yang sesuai dengan selera masyarakat Tiongkok.
Tasty dengan burger bebek Peking dan Wallace dengan ayam gorengnya, mampu menarik konsumen dengan menawarkan pengalaman kuliner yang lebih akrab dan menggugah rasa kebanggaan budaya.
3. Nasionalisme dan Kebanggaan Lokal
Menurut Dr. Indrawan Nugroho, faktor lain yang mendongkrak popularitas brand lokal adalah nasionalisme. Konsumen Tiongkok semakin bangga dengan produk buatan dalam negeri.
Pemerintah Tiongkok juga mendorong tumbuhnya kepercayaan budaya melalui berbagai inisiatif dan kebijakan yang mendukung produk lokal.
Kisah sukses brand lokal di Tiongkok bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia. Dengan populasi besar dan ekonomi yang sedang tumbuh, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan brand lokal yang bisa bersaing di pasar global.
Brand seperti Indomie, J.Co Donuts, dan Kopi Kenangan telah membuktikan bahwa brand lokal bisa berjaya dengan inovasi dan strategi yang tepat. *(ar/at)